Oleh : Tengky Widjanarkoe



Pendidikan Murah”. Kapankah system seperti ini bisa terwujud di Negara ini? Negara yang katanya lebih mementingkan pendidikan di atas segala-galanya. Seharusnya pemerintah menyisihkan sedikit uang sisa dari hasil korupsi mereka untuk dialokasikan pada sector pendidikan. Pemerintah hanya memikirkan kepentingan sendiri. Mengapa gaji anggota DPR besar sedangkan guru tidak? Dalam pengertian ini saya ingin menambahkan sedikit suatu realita yang telah terjadi di dunia pendidikan ini. Gaji guru seakan-akan di potong untuk kesenangan orang atas, dengan demikian dapat di simpulkan “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” . dengan demikian nasib guru termarginalkan.


Pada saat ini, seiring melambungnya harga sembako dan kebutuhan kita yang lainnya naik pula biaya pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan membuat kaum miskin tak bisa menyekolahkan anaknya. Banyak anak kecil tak mampu untuk sekolah dan ada juga yang tak mampu untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan ada juga yang nekat bunuh diri gara-gara mahalnya pendidikan di negeri ini. Banyak sekali kasus-kasus seperti ini menimpa anak-anak di negeri ini. Ada yang gantung diri gara yak mampu bayar SPP. Ada juga yang bunuh diri karena malu di ejek temannya gara-gara tak dikeluarkan dari sekolah. Bahkan yang lebih tragis hanya karena tidak bisa beli buku mereka bunuh diri dengan cara menenggak racun.


Buku???? Apakah buku itu??? Buku adalah kertas yang mahal harganya. Mungkin inilah pengertian yang pas untuk kata “Buku” di negeri ini. Bagaimana tidak, naiknya bahan baku Buku, otomatis membuat harga buku itu sendiri naik, sehingga anak-anak dari kaum miskin tidak bisa membeli buku tersebut.


Mungkin benar adanya kata-kata “Orang Miskin Dilarang Sekolah” mungkin inilah semboyan yang tepat untuk dunia pendidikan di negeri tercinta ini.