right_side

Facebook Badge

Tengky Widjanarkoe's Facebook profile

Mengenai Saya

Foto saya
Ketika Anda Lahir Ke Dunia. Duna Tahu Apa Tentang Anda?. Itulah Pertanyaan Yang sampai Saat Ini Menghantui Pikiranku.

Berita Hari Ini



  • Label


    Apa yang Anda lakukan ketika di warnet

    Add to Google

    Bapak Perjuangan


    Suara Kawan

    My Blog

    My Blog Rank

    My Popularity (by popuri.us)

    Tourist Country

    Tourist Flag

    free counters

    Tourist Face

    Baca Berita Di Sini

    Indonesiaku (Taring Padi)



















    Anti Racist















    In:

    Batu

    Engkau sudah membatu di hatiku...
    Batu itu keras...
    Dan batu tak mudah untuk di pecahkan..

    Sampai sekarang pun belum ada
    yang bisa memecahkan batu itu..
    Aku sendiri tak tahu mengapa batu itu
    sulit untuk pecah...
    Dan jikapun pecah nantinya,
    Aku tak tau apa yang akan terjadi...

    Sudahlah, Aku sendiri tak ingin jika
    ada yang menginginkan batu ini pecah...
    Aku ingin batu ini selamanya tetap
    membatu di sini...
    Aku tak ingin terjadi apa-apa pada batu ini...

    Read More..
    In: , , , ,

    Duduk Diam atau Bangkit Melawan?

    Tulisan Oleh : Tengky Widjanarkoe


    Ini adalah perjuangan yang penghabisan,
    Marilah kita berkumpul dan besok
    Internasionale
    Itulah umat-manusia

    Bangunlah semangat proletar!
    Kaum Pekerja, berkumpullah kita pada akhirnya.
    Bangunlah! Kaum terkutuk di bumi!
    Bangunlah! Kaum pekerja paksa dari kelaparan!
    Untuk mengalahakan kemiskinan dan kegelapan.
    Kaum budak, bangunlah! Bangunlah!
    Kebenaran di pihak kita, jumlah di pihak kita.
    Kita yang dulu bukan apa-apa, akan menjadi segala.

    Ini adalah perjuangan yang penghabisan
    Marilah kita berkumpul dan besok
    Internasionale
    Itulah umat manusia.

    Tidak ada juru selamat-juru selamat agung:
    Bukan Tuhan, bukan kaisar, bukan tribun.
    Kaum pekerja, marilah kita sendiri menyelamatkan diri kita.
    Kaum pekerja, ke sejahteraan umum.
    Supaya pencuri-pencuri mengembalikan barang curian.
    Untuk membebaskan jiwa dari penjara,
    Nyalakan perapian besar kita,
    Tempalah besi selagi ia membara.


    (E.Pottier : Internasionale)



    Mobil ketua PDI Perjuangan Jakarta dilempari batu oleh massa pendukungnya sendiri. Peristiwa di awal September 1999 ini merupakan buntut kekecewaa warga PDI, karena sang ketua memuuskan untuk bekerja sama dengan TNI dalampemilihan Ketua DPRD Jakarata. Calon dari TNI itu akhirnya menang. Kejengkelan pendukung PDI tak bisa ditahan-tahan lagi. Mereka belum lupa, tragedi 27 Juli 1996 yang menelan korban warga PDI adalah ulah TNI. Tetapi kekecewaan massa terhadap partai pilihannya, bukan tertuju pada PDI Perjuangan . Para pemilih PAN, telah lama kecewa dengan tingkah laku politik Amien Rais, Sang Ketua Umum yang mencla-mencle.

    Dari kisah di atas kita tahu bahwa Massa-lah yang memegang kendali semuanya. Kita tahu tak ada yang bisa melawan aksi massa, sudah saatnya kita melawan. Lawan, lawan dan lawan. Kita tahhu bahwa Kapitalisme telah menyengsarakan rakyat Indonesia, membuat Negeri ini di ambang kehancuran. Akan tetapi tak juga di Indonesia, di belahan bumi manapun Kapitalisme telah membuat rakyat menderita, terutama buruh dan petani. Namun tak selamanya Kapitalisme akan berjaya seperti sekarang.

    "Akan datang suatu masa dimana Lonceng Kapitalisme akan berdentang, dan penjarah akan mengambil barang yang telah di curi dari dirinya". Dan itu memang sudah terjadi dan terbukti. Kita tengok Revolusi Rusia tahun 1917, dan bisa di lihat bahwa massa aksilah yang memegang semua kendali. Dimana Revolusi tersebut telah meruntuhkan Kapitalisme yang lama becokol di Rusia. Revolusi yang dipimpin V.I.Lenin telah menggulingkan kekuasan Tsar III.

    Bagaimana dengan Indonesia? Satu pertanyaan yang sudah ada jawabannya tapi masih menunggu tindakan. Sudah saatnya kita memlih "DUDUK DIAM ATAU BANGKIT MELAWAN"?. Jika kita memilih "DUDUK DIAM" berarti kita akan selama-lamanya hidup dalam penindasan Kapitalisme dan hanya akan hidup sengsara, sengsara dan sengsara. Kapitalisme telah menjadikan "Yang Kaya makin Kaya, dan Yang Miskin menjadi Miskin". Sungguh suatu sistem yang tak adil dan berpihak pada satu kelas, yaitu kelas "Borjuasi". Jika kita selama-lamanya hanya "diam" dan mengharapkan bantuan dari yang tak pasti, sudah pasti tak ada bantuan yang akan datang, kita tak bisa mengubah nasib kita selain kita sendiri. Namun sayang, masyarakat kita kebanyakan masih berfikiran kolot. Mereka masih percaya pada hal-hal gaib, hal yang tak pasti. Tapi hal itu tak bisa tak di hilangkan. Dalam Revolusi menuju perubahan kita harus hilangkan dulu hal-hal yang berbau gaib dan tak pasti. Dalam lagu internasionale di atas di tulis "Tidak ada juru selamat-juru selamat agung: Bukan Tuhan, bukan kaisar, bukan tribun". Hanya kita, Kaum Buruh dan Tani yang bisa mengubah semuanya.

    Rakyat Indonesia sebagian besar adalah Buruh dan Tani, dan itu bisa dijadikan senjata Revolusi paling ampuh dan tak ada tandingannya. Kita harus berani melawan Babi-Babi Kapitalisme yang makin gemuk di negeri ini, mereka dengan tenang merongrong tiang Negara. Kita harus berani melawan Rayap-Rayap Imperialisme yang makin ganas di bumi pertiwi ini, menggencet para rakyat -buruh dan tani- dengan antek-anteknya. Kita harus "BANGKIT MELAWAN" semua ketimpangan di negeri ini. Melawan ketidak adilan di negeri ini. Hanya ada kata : Lawan, Lawan dan Lawan.

    Tapi itu semua terserah anda dalam memilih, "DUDUK DIAM ATAU BANGKIT MELAWAN?"

    Read More..

    Tan Malaka.
    Kemanakah Kao???

    Tulisan Oleh : Tengky WIdjanarkoe

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
    KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA

    No. 53 Tahun 1963
    KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    Menimbang : Bahwa kepada saudara Tan Malaka almarhum patut di beri penghargaan oleh negara, mengingat jasa-jasa almarhum sebagai pemimpin Indonesia di masa silam, yang semasa hidupnya, , karena terdorong oleh rasa cinta tanah air dan bangsa memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di bumi Indonesia;

    Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 217 Tahun 1957 mengenai peraturan tentang Pahlawan Kemerdekaan Nasional;
    2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 241 Tahun 1958 mengenai peraturann tentang tata cara penetapan Pahlawan Kemerdekaan Nasional;

    MEMUTUSKAN :
    Menetapkan :
    Pertama : Saudara Tan Malaka almarhum sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
    Kedua : Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 217 Tahun 1957 berlaku untuk memperingati almarhum.
    Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada hari ditetapkan.

    Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman ketentuan ini dengan penempatan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta
    Pada tanggal 28 Maret 1963
    Presiden Republik Indonesia

    t.t.d.



    SOEKARNO


    (dikutip dari : Lampiran pada MADILOG karya Tan Malaka, yang diterbitkan Pusat Data Indikator, Jakarta bersumber dari dokumentasi Yayasan Massa).

    Mungkin sebagian orang Indonesia tidak mengenal sosok pahlawan yang satu ini. Tan Malaka adalah Pejuang Revolusioner yang mempunyai cita-cita membawa Negeri Indonesia sebagai Negara Indonesia Sosialis. Tapi mengapa dia tidak ada dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia? Coba anda lihat dalam buku pelajaran sejarah SMP atau SMA, pasti tidaklah ada nama Tan Malaka, atau juga pada Peta(Atlas) dimana banyak foto Pahlawan Nasional Indonesia tetapi foto atau gambar Tan Malaka tidak akan anda temukan. Sungguh ironis mengingat Tan Malaka adalah sosok Bapak Bangsa yang berperan sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia. Lalu mengapa ia tidak ada dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia? Padahal Presiden Indonesia yang pertama Ir. Soekarno telah menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Mungkin bagi Tan Malaka gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional tidak penting, yang penting adalah bagaimana melepaskan dan melawan Imperialisme dan Kapitalisme Belanda di negeri ini. Tapi mengapa? kenapa? dan apa penyebabnya?

    Hal ini disebabakan oleh perubahan sejarah yang dilakukan oleh sekelompok orang di masa rezim Orba berkuasa, dimana setiap hal yang berbau Komunis, Sosilais, dan Marxis tidak boleh beredar bebas di kalangan masyarakat luas, begitu juga karya-karya Tan Malaka juga di larang beredar, kalaupun ada yang berani mengedarkan itupun secara sembunyi-sembunyi (Underground). Karya-karya monumental yang ada adalahMadilog,
    Aksi Massa, Gerpolek. Semua itu adalah karya tulis Tan Malaka yang monumental. Namun sayang seribu sayang karya-karya Tan Malaka tidak bisa beredar secara luas pada masa rezim Orde Baru (Mungkin takut akan menjatuhkan kekuasaan Soeharto).

    Mungkin tulisan saya ini tidak selengkap apa yang ada, tapi inilah sebagian sejarah Indonesia yang "sengaja" dihilangkan untuk kepentingan seorang "BAJINGAN" negeri ini.

    Semoga engkao -Tan Malaka- tenang di alam sana. Jangan engkao menangis melihat keadaan negeri ini. Kami -para pengagummu- akan terus mengobarkan semangat Revolusioner yang engkao miliki.

    Read More..
    In:

    AKU DENDAM

    Aku Dendam.

    Aku Marah.

    Aku Muak Melihat Wajahnya yang Sok.

    Aku Dendam Ketika Ia Mengurangi Nilaiku.

    Aku Marah.

    Aku Muak Melihat Wajahnya yang Sok.

    AKU DENDAM!!!
    JANCOK!!!

    Read More..
    In: , , , ,

    No Vagina = No Sex = No AIDS!!!







































    Hmmmm!!! No Vagina = No Sex = No AIDS. Setujukah anda pada hal ini? Apakah anda bersedia membuang vagina anda ataupun memotong Penis anda untuk menghindari virus HIV/AIDS? Foto ini saya dapat dari blog seseorang. Dia orang Bule, kayaknya orang Rusia, tapi aku tidak tahu persisnya.

    Sungguh suatu imajinasi yang tak pernah saya untuk memikirkannya. Membuang Vagina atau memotong Penis, iiiihh, ngeri pastinya. Tapi itu semua terserah anda,

    NO = VAGINA = NO SEX = NO AIDS!!!

    Read More..
    In: , , , ,

    "Potret Perempuan Muslim Modern"

    Perpaduan antara jilbab dan G-string.












    Read More..
    In: , , , , ,

    "Posfeminisme"

    Oleh Tengky Widjanarkoe

    Postfeminis lahir akibat kegagalan "Feminisme Gelombang Kedua". Postfeminis telah melahirkan sosok wanita tangguh, wanita yang merasa memiliki segala-galanya, wanita yang merasa lebih dari laki-laki.

    Dari gambar di samping, bisa kita lihat sejarah awal mula munculnya postfeminis.

    Pada jaman perbudakan kehidupan wanita benar-benar sangat tertindas. Wanita hanya boleh bekerja dirumah saja. Dan lebih parahnya lagi, wanita pada saat itu sering sekali mengalami kekerasan. Wanita benar-benar terkekang pada masa itu.

    Tetapi pada awal abad ke-19, semakin banyak bermunculan kaum intelektual, dan ini tak lepas dari bermunculannya kaum intelek wanita. Dari situ wanita mulai sadar bahwa selama bertahun-tahun mereka hidup dalam belenggu dinasti. Banyak dari mereka mulai menuntut persamaan hak-hak antara laki-laki dan wanita. Salah satu tokoh perempuan intelek pada masa itu adalah Rosa Luxemburg. Rosa Luxemburg adalah salah satu wanita feminis radikal. Pendekatan feminime radikal misalnya masuk pada ekstrimitas untuk menolak laki-laki sama sekali karena dianggap sebagai sumber dari penindasan perempuan. Konsep lain yang diajukan adalah mendefinisikan relasi gender dengan opresi, dan bagaimana mencapai kesamaan hak-hak perempuan.

    Kampanye-kampanye penyetaraan gender, status sosial, hak kerja, upah buruh yang layak bagi wanita, mulai terjadi di mana-mana (umumnya di negara-negara maju), banyak yang menentang kampanye-kampanye tersebut, khususnya para lelaki -lelaki berfikiran kolot- yang menganggap bahwa wanita memang seharusnya berada di rumah. Pergerakan Wanita, Serikat Buruh Perempuan, dll bersatu menentang segala apapun yang menindas wanita.

    Gerakan ini didukung oleh wanita elit dan menengah atasan yang berpendidikan tinggi. Mereka menuntut keadilan sosial, kesaksamaan, hak kemanusiaan, hak wanita, liberalisasi kaum wanita, dan pelbagai pendekatan yang berpusat pada kepentingan dan pandangan yang memihak dan menyebelahi wanita. Dengan mengeksploitasi pelbagai isu yang bukan sahaja bersifat gender bias, kebanyakan pejuang gerakan feminisme terperangkap oleh isu asas yang masih dihadapi oleh masyarakat negara membangun.

    Pergerakan Women’s Liberation di Amerika tahun 1960-an yang mewarnai pergerakan hak-hak sipil, anti perang Vietnam, dan pergerakan mahasiswa. Penyadaran akan hak-hak perempuan yang terus berlangsung di segala bidang memberi ruang pada penemuan kembali arti menjadi perempuan,identitas perempuan yang membawa pada solidaritas perempuan (sisterhood).


    Namun pada sekitar abad ke-20 muncul sosok wanita yang lebih tangguh, wanita yang merasa memiliki segala-galanya, wanita yang merasa lebih dari laki-laki. Dan fenomena itu sering disebut "Postfeminisme".


    Jika diamati lebih teliti, penyampaian feminisme sudah sering ditemukan walaupun melalui ketidaksengajaan. Misalnya Wanita postfeminis bisa kita lihat dalam film "Sex and the city", dalam film tersebut terdapat empat tokoh wanita yang bisa dikatakan postfeminis (maaf, saya lupa namanya). Dalam film indonesia pada film Naga bonar Jadi 2, Dalam salah satu dialognya, karakter Naga Bonar berucap: “Perempuan tetap perempuan; ingin ditinggikan sebenang.”

    Ungkapan di atas dapat dimaknai sebagai wujud keinginan wanita yang ingin di hargai. Wanita yang tak ingin hanya tunduk kepada sistem yang selama ini mengikatnya. Wanita tak lagi diikat oleh ke-aku-an laki-laki. Wanita tak lagi tak boleh bergerak hanya karena perbedaan jender. Barangkali juga, itulah sikap yang mesti diambil oleh seorang laki-laki menghadapi Wanita. Wanita bukan lagi menjadi objek yang bisa diikat dipindahtangankan. Mereka adalah manusia yang punya rasa, cipta, karsa seperti juga dimiliki laki-laki.

    Wanita merupakan aset yang amat bernilai dan tenaga penggerak kemajuan. Wanita merupakan benteng pertahanan moral dalam masyarakat yang berubah dan sering dilanda kegawatan dan kemelut sosial. Wanita menjadi sumber inspirasi dan kasih sayang serta pembinaan masyarakat penyayang.

    Read More..
    In: , , , ,

    "Ibu Andini"

    Cerpen Oleh: Tengky Widjanarkoe


    "Gak bisa!!!"
    "Kita harus pindah"
    "Titik."
    "Tapi Mam, Ayah juga harus kerja, dan untuk bisa bekerja di situ gak mudah Mam"
    "Mama gak mau tau, pokoknya sekali pindah tetap pindah."
    "Mama jangan egois dong"
    "Terserah apa kata Ayah, kalo Mama bilang pindah ya harus pindah"

    Aku hanya bisa menangis dan mendengarkan perdebatan ke dua orang tuaku dari dalam kamar. Kupeluk erat guling sambil menangis, tak lama kemudian suara kedua orang tuaku tak terdengar lagi. Aku pun ikut dalam keheningan malam itu, terlintas pertanyaan di benakku, “apakah sudah berakhir?”. “tok…tok..tok…” aku dikagetkan suara pintu kamarku yang di ketuk dari luar. Aku segera bangkit dan membuka pintu, berdiri Ibuku di hadapanku,
    ada apa Mam?”tanyaku,
    besok pagi-pagi kita pergit ke rumah baru kita, segera persiapkan barang bawaan yang kamu buthkan”, ucap Ibuku dengan wajah dingin dan segera pergi menuju ke kamarnya.

    Akhirnya setelah perdebatan sengit antara ke dua orang tuaku selesai, Mamaku lah yang memenangkannya. Dan kamipun sepakat untuk pindah rumah. Malam harinya kami segera mengemasi barang-barang kami. Akupun dengan berat hati harus meninggalkan kota kelahiranku, teman-teman dari kecilku, dan semua yang menjadi kenangan dalam hidupku di kota kelahiranku. Setelah mengemasi barang aku pun beranjak ke tempat tidur dan merebahkan badanku di tempat tidur untuk melepas lelah yang hinggap di tubuhku. Esok hari, pagi-pagi sekali kami sekeluarga di temani Pak Ujang berangkat menuju rumah baru kami, sebuah rumah yang terletak di desa yang jauh dari keramaian kota.

    Sore hari tibalah aku di sutau desa terpencil di pinggiran kota. Aku pindah ke desa karena Mamaku dapat tugas dari kantornya, dan itu yang mengharuskan kami sekeluarga pindah. Semula Ayahku menolak pindah karena Ayah bekerja di kota, tapi akhirnya kalah juga dengan Mamaku. Ayahku seorang yang penurut terhadap istrinya, apa yang di kehendaki oleh Mamaku selalu diturutinya, tak pernah tidak, meski ia harus merelakan pekerjaan yang di sayanginya. Ayahku bekerja di perusahaan pembuatan Robot. Ayahku bekerja keras untuk bisa bekerja di tempat itu. Namun pada akhirnya Ia harus merelakan pekerjaannya demi sang Istri. Mamaku juga begitu, Ia seorang yang keras kepala, tak pernah mau mengalah dan kalah terhadap Ayahku, apa yang di inginkannya harus di turuti. Sore hari menjelang malam aku tiba di rumah baruku, setelah perjalanan seharian yang melelahkan. Pak Ujang segera menurunkan barang-barang dari bagasi mobil. Akupun segera turun dari mobil dan masuk ke rumah baruku, rumah yang akan ku tinggali selama Mamaku tugas.

    Pagi-pagi aku terbangun setelah semalam aku tertidur dalam kelelahan. Mentari pagi beri salam lagi, kubuka jendela kamarku, kurasakan udara pagi yang segar masuk melalui ke dua lubang hidungku. Ternyata, tak seperti yang kubayangkan, tak pernah aku menghirup udara sesegar ini. Segera aku keluar kamar, kulihat ayahku duduk sendiri di meja makan, pandangannya kosong, menerawang jauh entah apa yang sedang di pikirkannya, tak menghiraukan aku yang ada persis di depannya, meskipun agak jauh. Tiba-tiba seperti mendapat pencerahan dari Tuhan, wajahnya berubah menjadi riang dengan senyum kecil menyungging di bibirnya yang tipis, dan segera ia masuk ke kamar pribadinya yang penuh dengan peralatan-peralatan yang tak ku ketahui apa fungsinya dan tidak ada seorang pun yang pernah masuk ke kamarnya.

    ***


    Sudah beberapa hari Ayahku tidak keluar dari kamarnya. Dan ketika aku bertanya pada Ibuku,
    Mam, Ayah sudah gak keluar dari dua hari yang lalu
    Ibuku dengan santai menjawab
    Alaaaah, paling-paling kalau Ayahmu sudah kelaparan akan keluar dengan sendirinya, sudah ah, Mama mau tidur dulu capek sekali badan Mama, selamat malam Anakku sayang
    dan segerapergimeninggalkankuyang masih asyik melihat serial drama. Aku pun masih cemas dengan keadaan Ayahku, apa gerangan yang di kerjakan di dalam kamarnya. Malam semakin larut, jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam, rasa kantuk mulai menyergapku, segera ku matikan televisi dan segera beranjak ke kamar.

    Pagi datang lagi, Aku keluar untuk mandi dan rencana mau lari pagi sambil melihat pemandangan di sekitar rumahku. Ketika ku buka pintu, kulihat ayahku sudah duduk di meja makan dan dengan lahapnya makan nasi goreng, seperti orang yang tak pernah makan nasi selama satu bulan.
    pagi anakku yang cantik
    Ayah menyapaku. Kaget sekaligus senang, kaget karena tak pernah kulihat ayahku sesenang ini dan senang karena ayahku akhirnya sudah keluar dari kamarnya.
    waaah, anak Ayah yang cantik ini tak punya kuping rupanya, di sapa kok diam aja”,
    akupun hanya tersipu malu,
    tumben Ayah sesenang ini?”,
    lhoh kamu ini bagaimana, Ayah diam salah, Ayah senang juga salah” jawabnya dengan mulut masih mengunyah nasi goreng bikinan Pak Ujang. “ah, eh, enggak Yah, Andini cuma heran saja, gak seperti biasanya Ayah senang sekali seperti hari ini
    sangkalku padanya,
    sudahlah gak usah dipikirin, cepat cuci muka sana lalu sarapan bareng Ayah, sudah lama Ayah gak makan bareng sama kamu Nak, nasi goreng bikinan Ibumu enak lho, kamu gak pengen nyoba?” Tanya ayah padaku,
    haaaah, Mama masak Yah?” tanyaku terkejut dengan rasa tidak percaya bahwa Mama telah memasak nasi goreng, padahal setauku Mama tidak pernah bisa masak, jangankan nasi goreng, goreng telur saja tidak bisa.
    sekarang Mama mana Yah?
    ada tuh di dapur lagi nyuci piring
    "Apa!!! Mama nyuci piring?"
    "apa hari ini Mama tidak bekerja?"
    "Kenapa Mama berubah?"
    Dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab yang membuatku tak percaya dengan perubahan sikap Mama.


    Aku segera menuju dapur dan berniat mau menginterogasi Mama dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku bingung. Belum sempat aku bertanya
    Pagi Andini, putri mama yang satu ini memang cantik sekali mirip Mamanya”, aku kaget dan berfikir apakah aku sedang mimpi, ku coba menampar pipiku sendiri dan
    Aaaauuuww” terasa sakit, dan berarti aku tidak sedang mimpi. Mungkin aku sekarang ini sedang dalam tahap menjadi orang gila, bagaimana tidak, Mamaku yang super sibuk sekarang berubah menjadi ibu rumah tangga yang baik, Mamaku yang dulu suka berpakaian rapi memakai jas dan rok mini yang membuatnya terlihat feminim sekarang mau memakai celemek dan berkotor-kotoran dengan dapur, Mamaku berubah, beubah seratus persen, berubah seratus delapan puluh derajat. Aku bingung, Aku takut.

    Aaaaaaarrrrggghhhh!!!” Aku segera berlari kedepan menuju ayahku,
    kenapa Mama Yah?, apa yang terjadi pada Mama Yah?”.
    Mamamu sedang belajar menjadi wanita yang baik, wanita yang patuh terhadap suaminya, wanita yang seharusnya berada di rumah mengerjakan pekerjaan rumah seperti wanita yang lainnya, sudah kamu gak usah bingung, gak perlu takut, Mama berubah kan juga untuk kita, untuk Ayah dan juga untuk Andini” segera sesudah ayah memberi penjelasan Mama datang mengantarkan kopi untuk Ayah sembari berkata
    ini Yah kopinya, special untuk Ayah, oh iya, Andini mau dibuatkan the hangat?”, Aku hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Mamaku,
    waaaah anak Ayah yang satu ini memang tak punya kuping, ditanya Mamanya kok diam saja”, Aku segera sadar
    boleh Mam, tapi jangan manis ya?”, Mama segera pergi kedapur untuk membuatkan aku teh hangat seperti yang di tawarkannya.

    ***


    Aku masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada Mamaku akhir-akhir ini, aku hanya terdiam di depan layar komputerku, termenung, melamun seperti orang ling-lung.
    tok..tok…tok…” suara pintu mengagetkanku, segera aku buka pintu kamarku, berdiri Ayah dan Mamaku berpakaian rapi,
    Ayah dan Mama mau pergi jalan-jalan keliling desa, lagian sudah lama Ayah dan Mamamu tidak pernah berduaan, Andini mau ikut?”,
    ehh, enggak deh Yah, Andini lagi sibuk Ayah berdua saja sama Mama, tar Andini ganggu kencan Ayah ma Mama lagi”,
    Ya sudah Ayah dan Mama pergi dulu ya?kamu jaga rumah” “iya Yah, ati-ati di jalan”. Lalu keduanya pergi keluar entah kemana, Aku pun segera melanjutkan menulis cerpenku.

    Asyik menulis cerpen membuatku lapar, perutku sudah tak bisa di ajak kompromi, ternyata Mama hari ini masak makanan kesukaanku, sayur kangkung super pedas, segera aku makan, tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah pintu yang tak lain adalah pintu kamar ayahku, lama aku memandangnya secara tak sadar aku pun sudah dengan lancang masuk ke kamar Ayah. Kulihat peralatan-peralatan serba canggih, dan tak satupun aku mengerti tentang alat ini, kemudian pandanganku secara tak sengaja melihat sebuah kaset DVD, aku bingung, selama ini setauku Ayah orang yang tidak suka melihat film. Aku pun mengambilnya dan segera aku memutarnya di video player.
    Aku kaget setengah mati, Aku terkejut bukan main, Aku takut setelah menonton film yang kutemukan di kamar ayahku, film yang menceritakan tentang seorang suami yang merubah istrinya menjadi robot karena tak tahan dengan sikap istrinya yang semena-mena dan merasa lebih dari suaminya, suami yang merasa tertindas oleh sikap istrinya yang telah berubah menjadi sosok wanita tangguh, wanita yang beranggapan bisa memiliki segalanya, wanita yang merasa lebih tinggi status sosialnya ketimbang laki-laki, wanita yang…
    Aaaarrrrgghhh!!!”.

    Aku takut, karena apa yang dialami Mamaku sama seperti sang Istri dalam film tersebut, sang Istri yang berubah seratus persen, berubah seratus delapan puluh derajat, persis dengan apa yang Mamaku alami. Perasaanku tak karuan, bermacam-macam pikiran menghantuiku, namun satu pertanyaan yang membuatku takut, takut sekali,
    apakah Mamaku telah di ubah menjadi robot oleh Ayahku?

    Read More..
    In: , , , ,

    "Soe Hok Gie"

    Sumber : Jay Julian


    Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942, adik dari sosiolog Arief Budiman. Catatan harian Gie sejak 4 Maret 1957 sampai dengan 8 Desember 1969 dibukukan tahun 1983 oleh LP3ES ke dalam sebuah buku yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman. Gie meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 — 16 Desember 1969 akibat gas beracun.

    Setelah lulus dari SMA Kanisius Gie melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia tahun 1961. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

    Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

    Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.

    Soe Hok Gie di pilar triangulasi puncak Pangrango, 1967

    Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

    Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

    “Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

    8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

    24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

    Makam Soe Hok Gie di Tanah Abang

    Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

    Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.

    Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.

    Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…

    Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.

    Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.

    Catatan Seorang Demonstran

    John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

    Read More..
    In: ,

    Indonesiaku:
    Jangan Berharap Pada Obama

    Oleh: Tengky Widjanarkoe

    ”Yes, We Can”, ”Yes, We Can”, ”Yes, We Can”,
    kita akan menuju perubahan.” (Barrack Obama)


    Obama, Obama, dan Obama. Itulah nama yang menggegerkan dunia Internasional. Nama yang menyihir jutaan umat manusia, gara-gara dia menjadi presiden Negara Adidaya. Banyak orang di semua negara berharap di akan membawa perdamaian di bumi ini. Banyak yang berharap perang di Timur Tengah akan segera berakhir. Begitu juga dengan negeri kita, Indonesia. Rakyat Indonesia berharap Obama akan memberi perubahan seperti apa yang di gembor-gemborkan dalam kampanyenya.

    Perubahan? Apakah perubahan itu ditujukan pada dunia Internasional? Apakah perubahan itu tertuju pada Indonesia juga? TIDAK!!!. Jangan sekali-kali kita berharap pada seorang Obama, nasib negeri ini bukan berada di tangan seorang Barrack Obama. Nasib negeri ini tak lain hanya berada di tangan kita sendiri, rakyat Indonesia. Jangan berharap pada seorang Obama saja. Mungkin sedikit banyaknya atau bahkan sama sekali tidak mungkin, Obama akan memberi pengaruh pada Negeri ini. Saya ulangi lagi ”JANGAN BERHARAP PADA BARRACK OBAMA”. Perubahan? Menurut saya yang dimaksud Obama dengan ”Perubahan” adalah perubahan untuk negerinya sendiri, yaitu Amerika. Kita tahu bahwa Amerika saat ini sedang dihinggapi krisis global. Mungkin itulah arti kampanye Obama tentang perubahan, perubahan terhadap negerinya sendiri. Hanya gara-gara dia pernah hidup dan sekolah di Indonesia, semua berharap padanya. Ini negeri Indonesia, bukan Amerika, Amerika adalah Amerika dan seterusnya akan tetap menjadi Amerika yang haus akan kekuasaan, Sang Negara Adidaya, Si Kapitalis Terkutuk, Si ikut campur rumah tangga Negeri lain, meskipun presiden telah diganti.

    Jadi, untuk saudara-saudaraku tercinta, rakyat Indonesia, janganlah berharap pada orang lain atau bantuan negara lain, nasib negeri ini hanya tergantung pada kemauan kita sendiri, bagaimana usaha kita semua untuk mengubah negri ini menjadi lebih maju dan menyejahterakan rakyatnya.

    Read More..
    In: , , , ,

    Satu Kata Untuk Indonesiaku:
    “Sosialisme”

    Oleh : Tengky Widjanarkoe


    Akan datang suatu masa dimana Kapitalisme mengalami
    Kehancuran, dan akan digantikan dengan sistem yang
    lebih segar. Yaitu ”SOSIALISME”
    . (Karl Marx)


    Sosialisme. Sosialisme sebagai doktrin, ideologi maupun toeri, dalam prakteknya berkeinginan untuk membangun masyarakat di mana setiap individu dapat hidup dan bekerja bersama dalam kesetaraan, kebebasan dan solidaritas. Sosialisme lahir karena adanya suatu sistem dimana kepemilikan modal -baik itu berupa uang atau barang- telah menghapuskan kelas-kelas yang ada, menindas kaum buruh (proletar) tanpa kenal ampun. Sistem itu dinamakan ”KAPITALISME”. Kapitalisme bak setan yang menakutkan bagi negeri ini, bergentayangan dimana-mana, entah itu di kota maupun di desa. Kapitalisme seperti rayap yang menggerogoti tiang negara, lalu bersarang, bertelur dan mulai menetaskan bibit-bibit kapitalisme kecil di Negeri ini. Bibit-bibit itu akan mulai menyebar, mencari mangsa dan akan meng-eksploitasi SDM yang ada hingga habis tak tersisa. Hanya ada satu kata dan jalan yang harus ditempuh untuk membasmi dan melenyapkan hantu kapitalis itu dari negeri ini, yaitu ”SOSIALISME!!!”.

    Namun dan sayang sekali, Sosialisme di negeri ini sering disalah artikan dan dituduh-tuduh sebagai gerakan terselubung dari ”KOMUNISME”-sebuah faham yang dilarang di negeri ini. Padahal dalam ajaran maupun prakteknya, Sosialisme jauh berbeda dan bertolak belakang dari ajaran Komunisme. Sosialisme hampir mati di negeri ini ketika rejim orba sedang berada dalam puncak kekuasaannya, dimana pada masa itu, sosialisme merupakan hal yang ditakuti, dihindari bahkan di anggap terkutuk. Propaganda dahsyat untuk membasmi Komunisme, sebagai konsekuensi dari apa yang disebut Peristiwa G-30-S/PKI, telah membawa citra negatif bagi sosialisme, sekalipun saya ulang lagi bahwa kedua ideologi tersebut sangat berbeda dan bahkan bertentangan.

    Keputusan MPRS no.XXV/1966 yang sebelumnya tertulis : MELARANG AJARAN KOMUNISME/ MARXISME-LENINISME diubah menjadi MELARANG AJARAN KOMUNISME, MARXISME DAN LENINISME. Perubahan itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye yang sistematis dan terencana untuk memperluas sasaran yang dianggap memusuhi rejim Orde Baru yang kapitalis, militeristis dan facistis. Dan memang sejak awal Sosialisme adalah kekuatan yang anti kapitalisme, anti militerisme dan anti facisme.

    Lalu pertanyaan yang muncul, Apa kaitan Indonesia dengan Sosialisme? Indonesia dewasa ini menunjukkan gejala-gejala akan terbentuknya negara Indonesia Kapitalis – walaupun Indonesia adalah korban dari negara-negara kapitalis Barat dan Indonesia sendiri sudah menjadi negara kapitalis kecil. Tak dipungkiri lagi, kemiskinan, kejahatan, degradasi moral, dan segala apapun yang menjadikan bangsa ini bobrok adalah akibat dari sistem kapitalisme yang menjamur di negeri ini.
    Kapitalisme menjadikan negeri ini sebagai negeri penghasil buruh murah. Kapitalisme dengan keganasannya membuat negeri ini yang kaya akan SDA menjadi miskin hingga kekurangan pangan. Kapitalisme dengan kebuasannya menjadikan pendidikan di negeri ini mahal dan hanya terjangkau bagi anak-anak kaum borjuis. Kapitalisme secara tidak langung telah merubah budaya tolong-menolong menjadi budaya individualisme. Kapitalisme adalah penyebab dari bobroknya negeri ini.
    Kapitalisme memang :
    LAKNAT!!!,
    TERKUTUK!!!,
    FUCK CAPITALISM!!!.


    Jika negeri ini memang benar-benar dan bersungguh-sungguh keluar dari penderitaannya, hanya ada satu cara untuk negeri Indonesiaku ini ”MENUJU INDONESIA SOSIALIS”.


    Referensi:

    1. Meyer Thomas. 2003. Sosial-Demokrasi: Dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: CSDS.

    Read More..
    In: , , ,

    Fatwa MUI : "Rokok Haram"

    Oleh : Tengky Widjanarkoe


    "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
    sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195).


    Beberapa hari ini, negeri kita dihebohkan oleh Fatwa MUI(Majelis Ulama Indonesia)tentang masalah rokok. Fatwa MUI akan mengharamkan Rokok. Kenapa rokok mesti diharamkan? Apa dengan adanya ayat-ayat suci Al-Qur'an di atas? Apakah hanya untuk menghindari bahaya anak terhadap dampak tembakau? Dan mengapa, negeri ini dan pemerintahnya sudah tau HARAM malah memungut hasil pajak dari barang HARAM?.

    Coba kita lihat dampak yang akan diakibatkan jika Fatwa MUI itu benar-benar akan di-syahkan.

    Dampak Positif
    Jika alasan kesehatan anak-anak yang di utamakan, jangan bikin Fatwa Rokok Haram. Menurut saya anak-anak merokok itu tergantung dari :

    1. Lingkungan Sosial

    Lingkungan dimana si anak tinggal merupakan faktor terbesar untuk menyebabkan si anak merokok. Dimana jika ia tinggal dalam suatu komunitas kaum gembel/comberan, di dalam komunitas ini merokok adalah hal yang biasa. Baik orang dewasa, pemuda, bahkan anak-anak kecil pun merokok sudah hal yang biasa bagi komunitas model ini. Berbeda jika si anak tinggal di komunitas orang berpunya, di situ ia akan di didik oleh orang tua mereka bahwa merokok itu tidak baik untuk kesehatan. Di sisi lain, orang tua di komunitas kaum gembel acuh tak acuh ketika mengetahui anak-anak mereka merokok. Bagi mereka, orang-orang komunitas kaum gembel yang penting bisa makan sudah "Alhamdulillah". "Soal kesehatan urusan belakang, asal perut bisa kenyang".


    2. Pendidikan Si Anak dan Orang Tua
    Pendidikan. Pendidikan si anak dan orang tua tentang bahaya merokok juga ikut andil besar dalam menyebabkan seorang anak merokok. Tapi, pendidikan di negeri ini apakah mampu di jamah mereka orang-orang miskin, orang-orang tidak berpunya?
    Tentu tidak. Karena "ORANG MISKIN DI LARANG SEKOLAH".

    Dampak Negatif

    Dampak negatif jika Fatwa ini benar-benar akan di-syahkan adalah:

    1. Menganggurnya Pekerja/ Buruh pabrik rokok.
    Bayangkan jika rokok benar-benar haram. berapa juta orang akan kehilangan pekerjaan di negeri ini? belum lagi akan menambah banyak daftar peserta pengangguran.
    Jika sudah banyak pengangguran akan melahirkan kejahatan kriminalitas, jika sudah begitu akan terjadi degradasi moral bangsa ini, jika semua itu benar-benar terjadi, tamatlah bangsa ini.

    Lalu, Siapa yang SALAH?

    Yang salah ya yang di dalam penjara/sel/bui. Tapi kadang-kadang aparat juga salah tangkap, gak salah dimasukin penjara yang salah di biarin berkeliaran.



    Maling-maling "Kecil" dihakimi,
    maling-maling "Besar" dilindungi.
    Maling-maling kecil di dalam sel,
    maling-maling besar di dalam Hotel.


    Coba pikirkan kembali (MUI) jika mau mengambil kebijakan jangan asal-asalan, pikirkan jauh-jauh apa dampak bagi negeri ini. Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan besar.

    Read More..
    In: ,

    “Boneka yang Hilang Satu Tangannya”

    Cerpen Oleh : Tengky Widjanarkoe


    Suara kereta yang terdengar dari kejauhan yang sedari tadi di nanti-nanti oleh beberapa kerumunan manusia memakai baju rapi lengkap dengan dasi melingkar di kerah bajunya, ada juga yang menenteng tas entah apa itu isinya yang bolak-balik, setiap saat entah berapa kali mereka lakukan, memandangi arloji di sebelah kiri ataupun sebelah kanan pergelangan tangannya.
    Terlihat wajah gusar sesekali menggerutu mengucap kata-kata yang tak bisa kupahami karena aku hanya melihat mulutnya yang bergerak-gerak di sertai rasa emosi, benci, marah dan perasaan jengkel membuat wajah mereka semakin tidak enak dipandang mata. Belum lagi kulihat anak-anak kecil mengulurkan tangan-tangan kecilnya ke orang-orang berdasi memakai jas hitam licin dengan harapan mendapat uang dari manusia-manusia berpakaian rapi itu.
    Kakek-kakek, nenek-nenek, dengan pakaian kumel berbau apek, dekil, kotor bahkan sobek-sobek tetap mereka pakai untuk menutupi aurat tubuh mereka agar terjaga dari pandangan-pandangan mata manusia-manusia. Tubuhnya kurus kehitam-hitaman sehingga membuat tulang-tulang mereka menonjol keluar seakan ingin keluar dari dalam tubuhnya. Terlihat seorang ibu dengan payudaranya keluar separo – separo tertutup oleh selendang – tidak malu ataupun merasa risih ketika anak-anak kecil, penjual rokok keliling, penjual es teh keliling, calo-calo karcis ataupun orang-orang yang kebetulan lalu lalang berjalan melihatnya dengan tatapan penuh nafsu, itupun gratis. Tidak perlu membayar.
    Jhem!!!, Ijhem!!!” teriak sang ibu pada anaknya yang sedari tadi bermain golekan yang salah satu tangannya hilang karena terputus dengan sendirinya. Mungkin sudah terlalu lama. Memang, hanya boneka itu teman mainnya sejak kecil. Ia sangat menyukai boneka pemberian almarhum bapaknya.
    Ijhem. Begitulah ibunya memanggil gadis kecil berumur sekitar enam tahunan itu. Ijhem menjadi yatim setelah bapaknya mati dua tahun lalu. Bapaknya mati dengan misterius. Mayatnya ditemukan di dalam karung goni dan diletakkan begitu saja di sebelah stasiun, tepatnya di bawah pohon asem yang begitu besar. Ditubuhnya terdapat dua lubang yang di akibatkan timah panas yang keluar dari moncong senapan yang entah siapa yang berani melakukannya pada ayah Ijhem.
    Bapak Ijhem adalah seorang preman bertubuh kekar dengan otot lengannya yang terlihat begitu kuat, berambut cepak, berkulit hitam legam dengan tato tengkorak di sebelah kanan lengan tangannya ditambah dua gambar harimau yang melekat di dadanya, membuat siapa saja yang mellihatnya akan ketakutan. Tidak diketahui pasti kenapa ayah Ijhem dibunuh.
    Ono opo to Mak?” tanya Ijhem pada ibunya yang sedang menyusui adiknya. “Saiki wes waktunya Kowe ngemis, cari duit. Matamu opo ora nyawang? Dari tadi ora ono seng nyemplungi duit. Nek kowe gak nyariduit, arep nguntal opo kowe ngko?” bentak Emak pada si Ijhem dengan mata melotot. “ emoh. Ra gelem aku” jawab Ijhem sambil lari cepat menjauhi Emaknya. “lhoh, lhoh, lhoh arep nyang ndi kowe? Di suruh ngemis kok malah minggat. Dasar bocah gemblung, bocah edan. Awas kowe kalau muleh!!!” teriak Emaknya dengan dada naik turun. Sesaat kemudian, matanya nanar, menerawang jauh setelah beberapa detik si Ijhem hilang dari pandangannya.

    ***


    Setiap hari Emaknya hanya diam, duduk bersandar pada tiang besar di stasiun dan berharap penuh mangkok plastiknya dapat terisi penuh oleh uang. Dulu sebelum lahir adik Ijhem, emaknya juga ikut ngemis. Sekarang, semenjak ada adik Ijhem, Emaknya tidak pernah ngemis lagi karena kasihan pada adik Ijhem yang masih kecil sudah harus di ajak ngemis.
    Dulu Ijhem dan Emaknya tinggal di daerah sekitar stasiun, di daerah perkampungan orang kumuh. Ia, Emak dan adiknya tinggal di gubug tiga kali tiga meter berdinding kardus bekas air mineral, beratap terpal yang sebagian sudah jebol-jebol sehingga nampak tambalan di sana-sini. Jika hujan tiba mereka ngungsi ke stasiun karena tempat tinggalnya akan terendam air dan tidak bisa buat tidur.
    Suatu malam ketika Ijhem dan Emaknya –ikut pula adiknya- sedang tertidur lelap. Mereka di kejutkan oleh teriakan orang-orang yang histeris.” Kebakaran… kebakaran… kebakaran…” emaknya yang mendengar, langsung kaget dan keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang-orang berlari ketakutan dengan ember air di tangannya, sebagian menyelamatkan harta benda mereka- yang mungkin tidak berarti. Mungkin juga sangat penting bagi mereka.
    Alangkah terkejutnya si Emak ketika dimatanya terlihat kobaran api sedang melahap gubug-gubug yang berderetan dari timur ke barat. Api itu melahap semua apa yang bisa dilahapnya. Begitu cepatnya api berjalanTinggal satu gubug lagi, dan si jago merah akan sampai ke gubug yang didalamnya didapati Ijhem dan adiknya sedang tidur pulas. Tanpa banyak tingkah, Emaknya segera berlari masuk menyelamatkan kedua buah hatinya.
    Pagipun tiba. Terlihat orang-orang dengan wajah sedih memelas memandangi sisa puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar tadi malam.
    Tanah rata. Sebagian orang berjalan diatas sisa puing-puing tersebut dan berharap ada barang yang masih bisa digunakan. Entah, rumah mereka terbakar atau memang sengaja di bakar.

    ***


    Mangkok-mangkok kecil plastik, piring seng yang sudah berkarat, tempat minum air mineral bekas, topi-topi jerami yang berada tepat di depan orang-orang, anak-anak kecil yang tidak bisa berjalan karena kaki yang lumpuh duduk sepanjang hari berharap dapat terisi penuh dengan lembaran-lembaran kertas dan berkeping-keping koin.
    Sampah-sampah berserakan, bau-bau pesing di setiap sudut tempat, kecoa, lalat yang terbang dari satu sampah ke sampah yang lainnya untuk mencari makan, kucing-kucing dengan tubuh kurus berusaha mengais tong sampah berharap dapat menemukan sesuatu untuk bisa mengisi perutnya, menambah lengkap pemandangan yang membuat setiap mata yang melihatnya enggan untuk melihatnya. Sungguh suatu pemandangan yang sangat tidak sedap untuk di pandang mata. Tapi bagi orang-orang komunitas kampung kumuh, orang-orang jalanan, gembel-gembel, hal tersebut sudah menjadi suatu pemandangan yang amat, sangat dan teramat biasa di nikmati setiap hari.
    Suara speaker yang dipasang pada setiap sudut stasiun membut aku terbangun dari mimpi-mimpi indahku. Suara kereta semakin terdengar di telingaku. Semakin lambat, lambat dan melambat.
    Kereta berhenti. Di ikuti pula suara roda kereta yang saling bergesek dengan rel, membuat hati siapa saja yang mendengarnya merasa tidak nyaman. Pintu-pintu gerbong mulai terbuka. Orang-orang saling berebut, berjubal, dorong mendorong, berdesakkan untuk bisa masuk ke kereta dan mendapat tempat duduk. Jika tempat duduk sudah terisi penuh, dengan terpaksa mereka berdiri berdesak-desakkan.
    Tangan-tangan saling bergantungan memegang pegangan untuk menjaga keseimbangan waktu mereka berdiri. Dalam keadaan seperti ini sering tangan-tangan jahil meremas-remas atau hanya kebetulan dengan tidak sengaja merasakan empuknya pantat-pantat wanita. Wanita-wanita tersebut hanya bisa pasrah ketika tangan-tangan jahil tersebut menggerayangi tubuh, meremas, bahkan ada yang nekat melekatkan kemaluannya ke pantat empuk karena sudah tak tahan lagi dengan kondisi dan situasi seperti ini.
    Kereta berhenti. Sampailah aku di stasiun Lempuyangan.

    Read More..
    In: ,

    Pendidikan Mahal. Kapankah Bisa Di Beli?

    Oleh: Tengky Widjanarkoe


    Pendidikan Mahal, Kapankah Bisa Di Beli?” itulah judul yang saya pilih untuk tulisan saya yang ini. Judul ini saya ambil dari komentar yang masuk pada blog saya di WordPress.com. Saya tertarik untuk membuat tulisan dengan judul seperti apa yang dituliskan di komentar diblog wordpress saya.
    Kapan ya?…
    Gak tau!!!
    Belum tanya dodol!!!
    Ooohh belum tanya to?, tak kira sudah tanya. He..he…he…
    Kapan ya?…-belum juga selesai ngomong, si Dia nyrobot lagi-
    Gak tau!!!
    Belum selesai bego!!!
    Oooohh belum selesai to?. Ya maaf
    Kapan ya, pendidikan mahal bisa dibeli??
    “Ya gak tau, aku kan bukan orang kaya Sob, mungkin yang bisa beli Cuma orang berduit, para pejabat, dan orang ber-uang saja
    Terus, kira-kira kapan orang gak berduit bisa beli pendidikan mahal?
    Ya gak tau sob
    Aaaaaah!!!! Dari tadi gak tau terus kamu.

    Mungkin dari penggalan cerita di atas menunjukkan bahwa pendidikan mahal tak akan bisa dibeli oleh orang-orang yang gak punya duit. Sampai kapanpun, wong kere gak akan bisa dan tak akan bisa untuk membeli pendidikan yang mahalnya minta ampun.
    Aku sendiri kadang juga bingung dan tak mengerti – mati aja sob kalo ga’ ngerti- mengapa pendidikan bagi anak bangsa sendiri mahalnya minta ampun. Sampai-sampai berapa anak gak sekolah di negeri ini? Berapa anak tidak lanjutin sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di negeri ini?
    ga’ ke itung sob, lagian kalo di itung gak ada abisnya. Mati satu, tumbuh satu, mati satu, tumbuh satu, lama-lama kan jadi seribu dan beribu-ribu.
    Belum lagi anak yang bunuh diri gara-gara mahalnya pendidikan.
    itu mah udah takdir. Mati idup kan udah ada yang ngatur bukan pendidikan yang ngatur.
    Aku heran, apa yang membuat mahal pendidikan di negeri ini?
    itu mah, namana ”KAPITALISASI PENDIDIKAN”,jah!!! Tinggi bener bahasaku.
    Apakah negeri ini sudah tak memperhatikan pendidikan untuk kaum kere, komunitas wong gak nduwe(gak punya.red), dan kaum miskin yang lainnya?
    ya gak tau sob, aku kan bukan pengamat pendidikan. Jadi ya gak tau
    Lha kamu dari tadi gak tau terus, gak tau terus, apa kamu gak pernah merasakan pendidikan?
    Enggak Sob, kan pendidikan di negeri ini mahal banget, bapak-ibuku gak kuat beli sob. Jadi aku gak tau apa-apa tentang pendidikan
    Jah!!!! Mandi-mandi pasir sana Sob.

    Read More..
    In: ,

    "Pendidikan Murah, Kapankah Akan Terwujud?"

    Oleh : Tengky Widjanarkoe



    Pendidikan Murah”. Kapankah system seperti ini bisa terwujud di Negara ini? Negara yang katanya lebih mementingkan pendidikan di atas segala-galanya. Seharusnya pemerintah menyisihkan sedikit uang sisa dari hasil korupsi mereka untuk dialokasikan pada sector pendidikan. Pemerintah hanya memikirkan kepentingan sendiri. Mengapa gaji anggota DPR besar sedangkan guru tidak? Dalam pengertian ini saya ingin menambahkan sedikit suatu realita yang telah terjadi di dunia pendidikan ini. Gaji guru seakan-akan di potong untuk kesenangan orang atas, dengan demikian dapat di simpulkan “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” . dengan demikian nasib guru termarginalkan.


    Pada saat ini, seiring melambungnya harga sembako dan kebutuhan kita yang lainnya naik pula biaya pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan membuat kaum miskin tak bisa menyekolahkan anaknya. Banyak anak kecil tak mampu untuk sekolah dan ada juga yang tak mampu untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan ada juga yang nekat bunuh diri gara-gara mahalnya pendidikan di negeri ini. Banyak sekali kasus-kasus seperti ini menimpa anak-anak di negeri ini. Ada yang gantung diri gara yak mampu bayar SPP. Ada juga yang bunuh diri karena malu di ejek temannya gara-gara tak dikeluarkan dari sekolah. Bahkan yang lebih tragis hanya karena tidak bisa beli buku mereka bunuh diri dengan cara menenggak racun.


    Buku???? Apakah buku itu??? Buku adalah kertas yang mahal harganya. Mungkin inilah pengertian yang pas untuk kata “Buku” di negeri ini. Bagaimana tidak, naiknya bahan baku Buku, otomatis membuat harga buku itu sendiri naik, sehingga anak-anak dari kaum miskin tidak bisa membeli buku tersebut.


    Mungkin benar adanya kata-kata “Orang Miskin Dilarang Sekolah” mungkin inilah semboyan yang tepat untuk dunia pendidikan di negeri tercinta ini.

    Read More..