tag:blogger.com,1999:blog-54425167711569730702024-03-12T16:54:48.192-07:00Catatan Merah Pelajar"Ketika Anda Lahir ke Dunia, Dunia Tahu Apakah Tentang Anda??". pertanyaan inilah yang sampai saat ini menghantuiku. sebuah catatan merah seorang pelajar tentang dunia pendidikan, clifford geertz, wayang, humanisme, karl marx, film dokumenter, catatan merah, mojokuto, perempuan, sosialisme, tan malaka.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.comBlogger65125tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-6821260706200515332009-02-13T21:57:00.000-08:002009-02-13T22:27:17.278-08:00BatuEngkau sudah membatu di hatiku...<br />Batu itu keras...<br />Dan batu tak mudah untuk di pecahkan..<br /><br />Sampai sekarang pun belum ada<br />yang bisa memecahkan batu itu..<br />Aku sendiri tak tahu mengapa batu itu<br />sulit untuk pecah...<br />Dan jikapun pecah nantinya,<br />Aku tak tau apa yang akan terjadi...<br /><br />Sudahlah, Aku sendiri tak ingin jika<br />ada yang menginginkan batu ini pecah...<br />Aku ingin batu ini selamanya tetap<br />membatu di sini...<br />Aku tak ingin terjadi apa-apa pada batu ini...Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-31161451347073304802009-02-07T21:38:00.000-08:002009-02-07T22:56:05.634-08:00Duduk Diam atau Bangkit Melawan?<center>Tulisan Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><div align="right">
<br />
<br /><em><span style="color:#ff0000;"><span style="font-size:85%;">Ini adalah perjuangan yang penghabisan,
<br />Marilah kita berkumpul dan besok
<br />Internasionale
<br />Itulah umat-manusia
<br />
<br />Bangunlah semangat proletar!
<br />Kaum Pekerja, berkumpullah kita pada akhirnya.
<br />Bangunlah! Kaum terkutuk di bumi!
<br />Bangunlah! Kaum pekerja paksa dari kelaparan!
<br />Untuk mengalahakan kemiskinan dan kegelapan.
<br />Kaum budak, bangunlah! Bangunlah!
<br />Kebenaran di pihak kita, jumlah di pihak kita.
<br />Kita yang dulu bukan apa-apa, akan menjadi segala.
<br />
<br />Ini adalah perjuangan yang penghabisan
<br />Marilah kita berkumpul dan besok
<br />Internasionale
<br />Itulah umat manusia.
<br />
<br />Tidak ada juru selamat-juru selamat agung:
<br />Bukan Tuhan, bukan kaisar, bukan tribun.
<br />Kaum pekerja, marilah kita sendiri menyelamatkan diri kita.
<br />Kaum pekerja, ke sejahteraan umum.
<br />Supaya pencuri-pencuri mengembalikan barang curian.
<br />Untuk membebaskan jiwa dari penjara,
<br />Nyalakan perapian besar kita,
<br />Tempalah besi selagi ia membara.</span></span>
<br /><span style="font-size:78%;">
<br /><span style="color:#ff0000;">(E.Pottier : Internasionale)</span></span></em><span style="color:#ff0000;">
<br />
<br /></span></div>
<br />Mobil ketua PDI Perjuangan Jakarta dilempari batu oleh massa pendukungnya sendiri. Peristiwa di awal September 1999 ini merupakan buntut kekecewaa warga PDI, karena sang ketua memuuskan untuk bekerja sama dengan TNI dalampemilihan Ketua DPRD Jakarata. Calon dari TNI itu akhirnya menang. Kejengkelan pendukung PDI tak bisa ditahan-tahan lagi. Mereka belum lupa, tragedi 27 Juli 1996 yang menelan korban warga PDI adalah ulah TNI. Tetapi kekecewaan massa terhadap partai pilihannya, bukan tertuju pada PDI Perjuangan . Para pemilih PAN, telah lama kecewa dengan tingkah laku politik Amien Rais, Sang Ketua Umum yang mencla-mencle.
<br />
<br />Dari kisah di atas kita tahu bahwa Massa-lah yang memegang kendali semuanya. Kita tahu tak ada yang bisa melawan aksi massa, sudah saatnya kita melawan. Lawan, lawan dan lawan. Kita tahhu bahwa Kapitalisme telah menyengsarakan rakyat Indonesia, membuat Negeri ini di ambang kehancuran. Akan tetapi tak juga di Indonesia, di belahan bumi manapun Kapitalisme telah membuat rakyat menderita, terutama buruh dan petani. Namun tak selamanya Kapitalisme akan berjaya seperti sekarang.
<br />
<br />"Akan datang suatu masa dimana Lonceng Kapitalisme akan berdentang, dan penjarah akan mengambil barang yang telah di curi dari dirinya". Dan itu memang sudah terjadi dan terbukti. Kita tengok Revolusi Rusia tahun 1917, dan bisa di lihat bahwa massa aksilah yang memegang semua kendali. Dimana Revolusi tersebut telah meruntuhkan Kapitalisme yang lama becokol di Rusia. Revolusi yang dipimpin V.I.Lenin telah menggulingkan kekuasan Tsar III.
<br />
<br />Bagaimana dengan Indonesia? Satu pertanyaan yang sudah ada jawabannya tapi masih menunggu tindakan. Sudah saatnya kita memlih "DUDUK DIAM ATAU BANGKIT MELAWAN"?. Jika kita memilih "DUDUK DIAM" berarti kita akan selama-lamanya hidup dalam penindasan Kapitalisme dan hanya akan hidup sengsara, sengsara dan sengsara. Kapitalisme telah menjadikan "Yang Kaya makin Kaya, dan Yang Miskin menjadi Miskin". Sungguh suatu sistem yang tak adil dan berpihak pada satu kelas, yaitu kelas "Borjuasi". Jika kita selama-lamanya hanya "diam" dan mengharapkan bantuan dari yang tak pasti, sudah pasti tak ada bantuan yang akan datang, kita tak bisa mengubah nasib kita selain kita sendiri. Namun sayang, masyarakat kita kebanyakan masih berfikiran kolot. Mereka masih percaya pada hal-hal gaib, hal yang tak pasti. Tapi hal itu tak bisa tak di hilangkan. Dalam Revolusi menuju perubahan kita harus hilangkan dulu hal-hal yang berbau gaib dan tak pasti. Dalam lagu internasionale di atas di tulis "Tidak ada juru selamat-juru selamat agung: Bukan Tuhan, bukan kaisar, bukan tribun". Hanya kita, Kaum Buruh dan Tani yang bisa mengubah semuanya.
<br />
<br />Rakyat Indonesia sebagian besar adalah Buruh dan Tani, dan itu bisa dijadikan senjata Revolusi paling ampuh dan tak ada tandingannya. Kita harus berani melawan Babi-Babi Kapitalisme yang makin gemuk di negeri ini, mereka dengan tenang merongrong tiang Negara. Kita harus berani melawan Rayap-Rayap Imperialisme yang makin ganas di bumi pertiwi ini, menggencet para rakyat -buruh dan tani- dengan antek-anteknya. Kita harus "BANGKIT MELAWAN" semua ketimpangan di negeri ini. Melawan ketidak adilan di negeri ini. Hanya ada kata : Lawan, Lawan dan Lawan.
<br />
<br />Tapi itu semua terserah anda dalam memilih, "DUDUK DIAM ATAU BANGKIT MELAWAN?"Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-91864863113309877072009-02-06T20:10:00.000-08:002009-02-06T22:42:57.497-08:00Tan Malaka. Kemanakah Kao???<p><center>Tulisan Oleh : Tengky WIdjanarkoe</center><p></p><p></p><p> <span style="font-weight:bold;">PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br />KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />No. 53 Tahun 1963<br />KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />Menimbang : Bahwa kepada saudara Tan Malaka almarhum patut di beri penghargaan oleh negara, mengingat jasa-jasa almarhum sebagai pemimpin Indonesia di masa silam, yang semasa hidupnya, , karena terdorong oleh rasa cinta tanah air dan bangsa memimpin suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di bumi Indonesia;<br /><br />Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 217 Tahun 1957 mengenai peraturan tentang Pahlawan Kemerdekaan Nasional;<br />2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 241 Tahun 1958 mengenai peraturann tentang tata cara penetapan Pahlawan Kemerdekaan Nasional;<br /><br />MEMUTUSKAN :<br />Menetapkan :<br />Pertama : Saudara Tan Malaka almarhum sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.<br />Kedua : Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 217 Tahun 1957 berlaku untuk memperingati almarhum.<br />Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada hari ditetapkan.<br /><br />Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman ketentuan ini dengan penempatan dalam Berita Negara Republik Indonesia.<br /><br />Ditetapkan di Jakarta<br />Pada tanggal 28 Maret 1963<br />Presiden Republik Indonesia<br /><br />t.t.d.<br /><br /><br /><br />SOEKARNO</span><br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="color:#ff0000;">(dikutip dari : Lampiran pada MADILOG karya Tan Malaka, yang diterbitkan Pusat Data Indikator, Jakarta bersumber dari dokumentasi Yayasan Massa).</span></span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii7HS8oBvv4LUopAuOo6dHXqM_-qN4YcPMWOHQCW-zYGPbl6C2vEVzuwwBQ_HQ3zJtRbaTj4ud4MxjRBN084Wi8Kt1KOdzJ_8yww56XpNvOOX-QqPgi18IV5zesPjV875oaRsG1j0lZFU/s1600-h/392px-tanmalaka_daripendjara_ed3.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 262px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii7HS8oBvv4LUopAuOo6dHXqM_-qN4YcPMWOHQCW-zYGPbl6C2vEVzuwwBQ_HQ3zJtRbaTj4ud4MxjRBN084Wi8Kt1KOdzJ_8yww56XpNvOOX-QqPgi18IV5zesPjV875oaRsG1j0lZFU/s400/392px-tanmalaka_daripendjara_ed3.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5299915360192217378" /></a>Mungkin sebagian orang Indonesia tidak mengenal sosok pahlawan yang satu ini. Tan Malaka adalah Pejuang Revolusioner yang mempunyai cita-cita membawa Negeri Indonesia sebagai Negara Indonesia Sosialis. Tapi mengapa dia tidak ada dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia? Coba anda lihat dalam buku pelajaran sejarah SMP atau SMA, pasti tidaklah ada nama Tan Malaka, atau juga pada Peta(Atlas) dimana banyak foto Pahlawan Nasional Indonesia tetapi foto atau gambar Tan Malaka tidak akan anda temukan. Sungguh ironis mengingat Tan Malaka adalah sosok Bapak Bangsa yang berperan sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia. Lalu mengapa ia tidak ada dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia? Padahal Presiden Indonesia yang pertama Ir. Soekarno telah menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Mungkin bagi Tan Malaka gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional tidak penting, yang penting adalah bagaimana melepaskan dan melawan Imperialisme dan Kapitalisme Belanda di negeri ini. Tapi mengapa? kenapa? dan apa penyebabnya?<br /><br />Hal ini disebabakan oleh perubahan sejarah yang dilakukan oleh sekelompok orang di masa rezim Orba berkuasa, dimana setiap hal yang berbau Komunis, Sosilais, dan Marxis tidak boleh beredar bebas di kalangan masyarakat luas, begitu juga karya-karya Tan Malaka juga di larang beredar, kalaupun ada yang berani mengedarkan itupun secara sembunyi-sembunyi (Underground). Karya-karya monumental yang ada adalah<a href="http://www.marxists.org/indonesia/archive/malaka/Madilog/index.htm">Madilog</a>,<br /><a href="http://www.marxists.org/indonesia/archive/malaka/AksiMassa/index.htm">Aksi Massa</a>, <a href="http://www.marxists.org/indonesia/archive/malaka/1948-Gerpolek.htm">Gerpolek</a>. Semua itu adalah karya tulis Tan Malaka yang monumental. Namun sayang seribu sayang karya-karya Tan Malaka tidak bisa beredar secara luas pada masa rezim Orde Baru (<span style="font-style:italic;">Mungkin takut akan menjatuhkan kekuasaan Soeharto</span>).<br /><br />Mungkin tulisan saya ini tidak selengkap apa yang ada, tapi inilah sebagian sejarah Indonesia yang "sengaja" dihilangkan untuk kepentingan seorang "BAJINGAN" negeri ini.<br /><br />Semoga engkao -Tan Malaka- tenang di alam sana. Jangan engkao menangis melihat keadaan negeri ini. Kami -para pengagummu- akan terus mengobarkan semangat Revolusioner yang engkao miliki.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-18172968823189607272009-01-30T22:35:00.001-08:002009-01-30T22:39:24.927-08:00 AKU DENDAM<div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong>Aku Dendam.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br />Aku Marah.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br />Aku Muak Melihat Wajahnya yang Sok.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br />Aku Dendam Ketika Ia Mengurangi Nilaiku.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br />Aku Marah.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br />Aku Muak Melihat Wajahnya yang Sok.</strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span><span style="color:#ff0000;"><strong><br /><span style="font-size:130%;">AKU DENDAM!!!</span></strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong><span style="font-size:130%;"></span></strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong><span style="font-size:130%;"></span></strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong></strong></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;"><strong><span style="font-size:180%;">JANCOK!!!</span></strong></span></div>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-80503564166257660702009-01-29T22:36:00.000-08:002009-02-06T22:44:34.105-08:00No Vagina = No Sex = No AIDS!!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgABtn4QcchrLZ8LjS8FDvHT8GfyQuxd23zc61N43Rabfg0VpzbUZh-p1XD9-u-5fZ_PfW19FlVyeowufdmnk_fc2O8vIR7D7vnNLpcQoj47YB7rIYkee8SPo44QqBXNm5QJTZqstZRrbg/s1600-h/aids_no_003.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgABtn4QcchrLZ8LjS8FDvHT8GfyQuxd23zc61N43Rabfg0VpzbUZh-p1XD9-u-5fZ_PfW19FlVyeowufdmnk_fc2O8vIR7D7vnNLpcQoj47YB7rIYkee8SPo44QqBXNm5QJTZqstZRrbg/s400/aids_no_003.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5299937002390579730" /></a>
<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibyps3C_-TJqpWmPtuT4ZlfYCeB3x8kYZjaZR0V8APfcLq1HP-5VdPXOd3jQG5uwQPr_BUDE8GdDyFaOTA6Pg11NTIoVAPp78oPhGLkDABeij2X2JzhuJj9HktfWQ5FNq5qH-mEjdYpdM/s1600-h/aids_no_002.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 275px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibyps3C_-TJqpWmPtuT4ZlfYCeB3x8kYZjaZR0V8APfcLq1HP-5VdPXOd3jQG5uwQPr_BUDE8GdDyFaOTA6Pg11NTIoVAPp78oPhGLkDABeij2X2JzhuJj9HktfWQ5FNq5qH-mEjdYpdM/s400/aids_no_002.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5299936998962955330" /></a>
<br />
<br /><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR>
<br /><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR><BR>
<br />Hmmmm!!! No Vagina = No Sex = No AIDS. Setujukah anda pada hal ini? Apakah anda bersedia membuang vagina anda ataupun memotong Penis anda untuk menghindari virus HIV/AIDS? Foto ini saya dapat dari blog seseorang. Dia orang Bule, kayaknya orang Rusia, tapi aku tidak tahu persisnya.
<br />
<br />Sungguh suatu imajinasi yang tak pernah saya untuk memikirkannya. Membuang Vagina atau memotong Penis, iiiihh, ngeri pastinya. Tapi itu semua terserah anda,
<br />
<br /><strong><span style="font-size:130%;">NO = VAGINA = NO SEX = NO AIDS!!!</span></strong>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-25667464273142743552009-01-26T12:35:00.000-08:002009-01-30T23:12:56.390-08:00"Potret Perempuan Muslim Modern"<center><span style="color:#ff0000;"><strong><span style="font-size:180%;"><span style="font-family:verdana;">Perpaduan antara jilbab dan G-string.</span></span></strong></span></center><br /><br /><br /><center><img width="400" src="http://photos-p.friendster.com/photos/16/55/67675561/1_590920520l.jpg" height="500" /><br /><br /><br /><img width="400" src="http://photos-p.friendster.com/photos/16/55/67675561/1_153014384l.jpg" height="500" /><br /><br /><br /><img width="400" src="<br /><br />http://photos-p.friendster.com/photos/16/55/67675561/1_353858286l.jpg" height="350" /><br /><br /><br /></center>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-75709783218010255632009-01-26T10:38:00.001-08:002009-01-26T12:19:28.893-08:00"Posfeminisme"<center>Oleh Tengky Widjanarkoe</center><div align="left"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0TYLPe3CrGug8qAzAV6Ef_5SH6tgKdBx4iWJtl4q1GAcxD27-Mvn4ykY0AC7cOHvuFcqMHC2N4lNSz8oj_Z5xQ4kyCEl6pMAPQt_X417lp4TZc5vSjnqdiCYWw7Ex04q0UV2NFuZNyNI/s1600-h/7.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 187px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0TYLPe3CrGug8qAzAV6Ef_5SH6tgKdBx4iWJtl4q1GAcxD27-Mvn4ykY0AC7cOHvuFcqMHC2N4lNSz8oj_Z5xQ4kyCEl6pMAPQt_X417lp4TZc5vSjnqdiCYWw7Ex04q0UV2NFuZNyNI/s400/7.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295673764332949538" /></a>Postfeminis lahir akibat kegagalan "Feminisme Gelombang Kedua". Postfeminis telah melahirkan sosok wanita tangguh, wanita yang merasa memiliki segala-galanya, wanita yang merasa lebih dari laki-laki.<br /><br />Dari gambar di samping, bisa kita lihat sejarah awal mula munculnya postfeminis.<br /><br />Pada jaman perbudakan kehidupan wanita benar-benar sangat tertindas. Wanita hanya boleh bekerja dirumah saja. Dan lebih parahnya lagi, wanita pada saat itu sering sekali mengalami kekerasan. Wanita benar-benar terkekang pada masa itu.<br /><br />Tetapi pada awal abad ke-19, semakin banyak bermunculan kaum intelektual, dan ini tak lepas dari bermunculannya kaum intelek wanita. Dari situ wanita mulai sadar bahwa selama bertahun-tahun mereka hidup dalam belenggu dinasti. Banyak dari mereka mulai menuntut persamaan hak-hak antara laki-laki dan wanita. Salah satu tokoh perempuan intelek pada masa itu adalah <a>Rosa Luxemburg</a>. Rosa Luxemburg adalah salah satu wanita feminis radikal. Pendekatan feminime radikal misalnya masuk pada ekstrimitas untuk menolak laki-laki sama sekali karena dianggap sebagai sumber dari penindasan perempuan. Konsep lain yang diajukan adalah mendefinisikan relasi gender dengan opresi, dan bagaimana mencapai kesamaan hak-hak perempuan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Gn-tuRpgo9YvvOCYczTN8_KTjO0ognOcHzWg6ht_-VsxJUqje3ioF5ZEmA1pHa8R-ZsP8vW2X4aeYTcc5tZ3vHSB5nakxuOXYs19GgRnMlUfY6QaZmEAebZiTwRiDvqkfj4kAsDc02M/s1600-h/Retno+Susanti3-Ciputat.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Gn-tuRpgo9YvvOCYczTN8_KTjO0ognOcHzWg6ht_-VsxJUqje3ioF5ZEmA1pHa8R-ZsP8vW2X4aeYTcc5tZ3vHSB5nakxuOXYs19GgRnMlUfY6QaZmEAebZiTwRiDvqkfj4kAsDc02M/s400/Retno+Susanti3-Ciputat.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295680777344933906" /></a>Kampanye-kampanye penyetaraan gender, status sosial, hak kerja, upah buruh yang layak bagi wanita, mulai terjadi di mana-mana (umumnya di negara-negara maju), banyak yang menentang kampanye-kampanye tersebut, khususnya para lelaki -lelaki berfikiran kolot- yang menganggap bahwa wanita memang seharusnya berada di rumah. Pergerakan Wanita, Serikat Buruh Perempuan, dll bersatu menentang segala apapun yang menindas wanita.<br /><br />Gerakan ini didukung oleh wanita elit dan menengah atasan yang berpendidikan tinggi. Mereka menuntut keadilan sosial, kesaksamaan, hak kemanusiaan, hak wanita, liberalisasi kaum wanita, dan pelbagai pendekatan yang berpusat pada kepentingan dan pandangan yang memihak dan menyebelahi wanita. Dengan mengeksploitasi pelbagai isu yang bukan sahaja bersifat gender bias, kebanyakan pejuang gerakan feminisme terperangkap oleh isu asas yang masih dihadapi oleh masyarakat negara membangun.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiLMdy6Qeq_kzaT3cOF-iH5-w-IpGqg9XsAhOGsRYGxeFhFASauxSEtzW0GWTca2bvtI7BzZVJU-af4wnA8sVZW1pJ3m83oQq4lc3qO9pnLTav93aAPaSB1WIsRG1MAYktbQ7gblhMHAg/s1600-h/1.jpeg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 116px; height: 95px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiLMdy6Qeq_kzaT3cOF-iH5-w-IpGqg9XsAhOGsRYGxeFhFASauxSEtzW0GWTca2bvtI7BzZVJU-af4wnA8sVZW1pJ3m83oQq4lc3qO9pnLTav93aAPaSB1WIsRG1MAYktbQ7gblhMHAg/s400/1.jpeg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295694618919249602" /></a>Pergerakan Women’s Liberation di Amerika tahun 1960-an yang mewarnai pergerakan hak-hak sipil, anti perang Vietnam, dan pergerakan mahasiswa. Penyadaran akan hak-hak perempuan yang terus berlangsung di segala bidang memberi ruang pada penemuan kembali arti menjadi perempuan,identitas perempuan yang membawa pada solidaritas perempuan (sisterhood).<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEEiFDYza6pEFP0Auh7G-1_oW_OGuOAgCHw17oUAMtTHZLlVaUGQr74clsfI2oR1UuJwiJzf8-1eKRSD-w_j1_-6pkYAfnTQD05hNeAAr5e8FW8Bkf1Q43uiPMfbkDNeknVT8HGd8Ro-4/s1600-h/2.jpeg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 115px; height: 105px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEEiFDYza6pEFP0Auh7G-1_oW_OGuOAgCHw17oUAMtTHZLlVaUGQr74clsfI2oR1UuJwiJzf8-1eKRSD-w_j1_-6pkYAfnTQD05hNeAAr5e8FW8Bkf1Q43uiPMfbkDNeknVT8HGd8Ro-4/s400/2.jpeg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295694857991117602" /></a><br /><br />Namun pada sekitar abad ke-20 muncul sosok wanita yang lebih tangguh, wanita yang merasa memiliki segala-galanya, wanita yang merasa lebih dari laki-laki. Dan fenomena itu sering disebut "Postfeminisme".<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd7kBaETLokX2P2v6VTr_Q6UeiJv64q4pEVpP_6jtYxBuHUDmKoAh5MlK_8n0GnNT3YryqPXY6lelT-mAQcYqTElxLN0dtG9QMay_QVv1YcLozvm7P2bYdKMtGGjxfvfsNl7KASIze-2U/s1600-h/3.jpeg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 119px; height: 89px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd7kBaETLokX2P2v6VTr_Q6UeiJv64q4pEVpP_6jtYxBuHUDmKoAh5MlK_8n0GnNT3YryqPXY6lelT-mAQcYqTElxLN0dtG9QMay_QVv1YcLozvm7P2bYdKMtGGjxfvfsNl7KASIze-2U/s400/3.jpeg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5295695033062945282" /></a>Jika diamati lebih teliti, penyampaian feminisme sudah sering ditemukan walaupun melalui ketidaksengajaan. Misalnya Wanita postfeminis bisa kita lihat dalam film "<span style="font-style:italic;">Sex and the city</span>", dalam film tersebut terdapat empat tokoh wanita yang bisa dikatakan postfeminis (<span style="font-style:italic;">maaf, saya lupa namanya</span>). Dalam film indonesia pada film Naga bonar Jadi 2, Dalam salah satu dialognya, karakter Naga Bonar berucap: “Perempuan tetap perempuan; ingin ditinggikan sebenang.”<br /><br />Ungkapan di atas dapat dimaknai sebagai wujud keinginan wanita yang ingin di hargai. Wanita yang tak ingin hanya tunduk kepada sistem yang selama ini mengikatnya. Wanita tak lagi diikat oleh ke-aku-an laki-laki. Wanita tak lagi tak boleh bergerak hanya karena perbedaan jender. Barangkali juga, itulah sikap yang mesti diambil oleh seorang laki-laki menghadapi Wanita. Wanita bukan lagi menjadi objek yang bisa diikat dipindahtangankan. Mereka adalah manusia yang punya rasa, cipta, karsa seperti juga dimiliki laki-laki.<br /><br />Wanita merupakan aset yang amat bernilai dan tenaga penggerak kemajuan. Wanita merupakan benteng pertahanan moral dalam masyarakat yang berubah dan sering dilanda kegawatan dan kemelut sosial. Wanita menjadi sumber inspirasi dan kasih sayang serta pembinaan masyarakat penyayang.</div>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-64077269691212100782009-01-26T10:06:00.000-08:002009-02-06T22:54:15.630-08:00"Ibu Andini"<center>Cerpen Oleh: Tengky Widjanarkoe</center><br /><br />"<span style="font-style:italic;">Gak bisa!!!</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Kita harus pindah</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Titik.</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Tapi Mam, Ayah juga harus kerja, dan untuk bisa bekerja di situ gak mudah Mam</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Mama gak mau tau, pokoknya sekali pindah tetap pindah.</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Mama jangan egois dong</span>"<br />"<span style="font-style:italic;">Terserah apa kata Ayah, kalo Mama bilang pindah ya harus pindah</span>"<br /><br />Aku hanya bisa menangis dan mendengarkan perdebatan ke dua orang tuaku dari dalam kamar. Kupeluk erat guling sambil menangis, tak lama kemudian suara kedua orang tuaku tak terdengar lagi. Aku pun ikut dalam keheningan malam itu, terlintas pertanyaan di benakku, “apakah sudah berakhir?”. “tok…tok..tok…” aku dikagetkan suara pintu kamarku yang di ketuk dari luar. Aku segera bangkit dan membuka pintu, berdiri Ibuku di hadapanku,<br />“<span style="font-style:italic;">ada apa Mam?</span>”tanyaku, <br />”<span style="font-style:italic;">besok pagi-pagi kita pergit ke rumah baru kita, segera persiapkan barang bawaan yang kamu buthkan</span>”, ucap Ibuku dengan wajah dingin dan segera pergi menuju ke kamarnya. <br /><span class="fullpost"><br />Akhirnya setelah perdebatan sengit antara ke dua orang tuaku selesai, Mamaku lah yang memenangkannya. Dan kamipun sepakat untuk pindah rumah. Malam harinya kami segera mengemasi barang-barang kami. Akupun dengan berat hati harus meninggalkan kota kelahiranku, teman-teman dari kecilku, dan semua yang menjadi kenangan dalam hidupku di kota kelahiranku. Setelah mengemasi barang aku pun beranjak ke tempat tidur dan merebahkan badanku di tempat tidur untuk melepas lelah yang hinggap di tubuhku. Esok hari, pagi-pagi sekali kami sekeluarga di temani Pak Ujang berangkat menuju rumah baru kami, sebuah rumah yang terletak di desa yang jauh dari keramaian kota.<br /><br />Sore hari tibalah aku di sutau desa terpencil di pinggiran kota. Aku pindah ke desa karena Mamaku dapat tugas dari kantornya, dan itu yang mengharuskan kami sekeluarga pindah. Semula Ayahku menolak pindah karena Ayah bekerja di kota, tapi akhirnya kalah juga dengan Mamaku. Ayahku seorang yang penurut terhadap istrinya, apa yang di kehendaki oleh Mamaku selalu diturutinya, tak pernah tidak, meski ia harus merelakan pekerjaan yang di sayanginya. Ayahku bekerja di perusahaan pembuatan Robot. Ayahku bekerja keras untuk bisa bekerja di tempat itu. Namun pada akhirnya Ia harus merelakan pekerjaannya demi sang Istri. Mamaku juga begitu, Ia seorang yang keras kepala, tak pernah mau mengalah dan kalah terhadap Ayahku, apa yang di inginkannya harus di turuti. Sore hari menjelang malam aku tiba di rumah baruku, setelah perjalanan seharian yang melelahkan. Pak Ujang segera menurunkan barang-barang dari bagasi mobil. Akupun segera turun dari mobil dan masuk ke rumah baruku, rumah yang akan ku tinggali selama Mamaku tugas. <br /><br />Pagi-pagi aku terbangun setelah semalam aku tertidur dalam kelelahan. Mentari pagi beri salam lagi, kubuka jendela kamarku, kurasakan udara pagi yang segar masuk melalui ke dua lubang hidungku. Ternyata, tak seperti yang kubayangkan, tak pernah aku menghirup udara sesegar ini. Segera aku keluar kamar, kulihat ayahku duduk sendiri di meja makan, pandangannya kosong, menerawang jauh entah apa yang sedang di pikirkannya, tak menghiraukan aku yang ada persis di depannya, meskipun agak jauh. Tiba-tiba seperti mendapat pencerahan dari Tuhan, wajahnya berubah menjadi riang dengan senyum kecil menyungging di bibirnya yang tipis, dan segera ia masuk ke kamar pribadinya yang penuh dengan peralatan-peralatan yang tak ku ketahui apa fungsinya dan tidak ada seorang pun yang pernah masuk ke kamarnya. <br /><br /><center>***</center><br /><br />Sudah beberapa hari Ayahku tidak keluar dari kamarnya. Dan ketika aku bertanya pada Ibuku, <br />“<span style="font-style:italic;">Mam, Ayah sudah gak keluar dari dua hari yang lalu</span>”<br />Ibuku dengan santai menjawab <br />“<span style="font-style:italic;">Alaaaah, paling-paling kalau Ayahmu sudah kelaparan akan keluar dengan sendirinya, sudah ah, Mama mau tidur dulu capek sekali badan Mama, selamat malam Anakku sayang</span>” <br />dan segerapergimeninggalkankuyang masih asyik melihat serial drama. Aku pun masih cemas dengan keadaan Ayahku, apa gerangan yang di kerjakan di dalam kamarnya. Malam semakin larut, jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam, rasa kantuk mulai menyergapku, segera ku matikan televisi dan segera beranjak ke kamar. <br /><br />Pagi datang lagi, Aku keluar untuk mandi dan rencana mau lari pagi sambil melihat pemandangan di sekitar rumahku. Ketika ku buka pintu, kulihat ayahku sudah duduk di meja makan dan dengan lahapnya makan nasi goreng, seperti orang yang tak pernah makan nasi selama satu bulan. <br />“<span style="font-style:italic;">pagi anakku yang cantik</span>”<br />Ayah menyapaku. Kaget sekaligus senang, kaget karena tak pernah kulihat ayahku sesenang ini dan senang karena ayahku akhirnya sudah keluar dari kamarnya. <br />“<span style="font-style:italic;">waaah, anak Ayah yang cantik ini tak punya kuping rupanya, di sapa kok diam aja</span>”, <br />akupun hanya tersipu malu, <br />“<span style="font-style:italic;">tumben Ayah sesenang ini?</span>”, <br />“<span style="font-style:italic;">lhoh kamu ini bagaimana, Ayah diam salah, Ayah senang juga salah</span>” jawabnya dengan mulut masih mengunyah nasi goreng bikinan Pak Ujang. “<span style="font-style:italic;">ah, eh, enggak Yah, Andini cuma heran saja, gak seperti biasanya Ayah senang sekali seperti hari ini</span>” <br />sangkalku padanya, <br />“<span style="font-style:italic;">sudahlah gak usah dipikirin, cepat cuci muka sana lalu sarapan bareng Ayah, sudah lama Ayah gak makan bareng sama kamu Nak, nasi goreng bikinan Ibumu enak lho, kamu gak pengen nyoba?</span>” Tanya ayah padaku, <br />“<span style="font-style:italic;">haaaah, Mama masak Yah?</span>” tanyaku terkejut dengan rasa tidak percaya bahwa Mama telah memasak nasi goreng, padahal setauku Mama tidak pernah bisa masak, jangankan nasi goreng, goreng telur saja tidak bisa. <br />“<span style="font-style:italic;">sekarang Mama mana Yah?</span>”<br />“<span style="font-style:italic;">ada tuh di dapur lagi nyuci piring</span>”<br />"<span style="font-style:italic;">Apa!!! Mama nyuci piring?</span>"<br /><span style="font-style:italic;">"apa hari ini Mama tidak bekerja?"</span> <br />"<span style="font-style:italic;">Kenapa Mama berubah?</span>"<br />Dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab yang membuatku tak percaya dengan perubahan sikap Mama. <br /><br /><br />Aku segera menuju dapur dan berniat mau menginterogasi Mama dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku bingung. Belum sempat aku bertanya <br />“<span style="font-style:italic;">Pagi Andini, putri mama yang satu ini memang cantik sekali mirip Mamany</span>a”, aku kaget dan berfikir apakah aku sedang mimpi, ku coba menampar pipiku sendiri dan <br />“<span style="font-style:italic;">Aaaauuuww</span>” terasa sakit, dan berarti aku tidak sedang mimpi. Mungkin aku sekarang ini sedang dalam tahap menjadi orang gila, bagaimana tidak, Mamaku yang super sibuk sekarang berubah menjadi ibu rumah tangga yang baik, Mamaku yang dulu suka berpakaian rapi memakai jas dan rok mini yang membuatnya terlihat feminim sekarang mau memakai celemek dan berkotor-kotoran dengan dapur, Mamaku berubah, beubah seratus persen, berubah seratus delapan puluh derajat. Aku bingung, Aku takut.<br /> <br />“<span style="font-style:italic;">Aaaaaaarrrrggghhhh!!!</span>” Aku segera berlari kedepan menuju ayahku, <br />“<span style="font-style:italic;">kenapa Mama Yah?, apa yang terjadi pada Mama Yah?</span>”.<br />”<span style="font-style:italic;">Mamamu sedang belajar menjadi wanita yang baik, wanita yang patuh terhadap suaminya, wanita yang seharusnya berada di rumah mengerjakan pekerjaan rumah seperti wanita yang lainnya, sudah kamu gak usah bingung, gak perlu takut, Mama berubah kan juga untuk kita, untuk Ayah dan juga untuk Andini</span>” segera sesudah ayah memberi penjelasan Mama datang mengantarkan kopi untuk Ayah sembari berkata <br />“<span style="font-style:italic;">ini Yah kopinya, special untuk Ayah, oh iya, Andini mau dibuatkan the hangat?</span>”, Aku hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Mamaku,<br />“<span style="font-style:italic;">waaaah anak Ayah yang satu ini memang tak punya kuping, ditanya Mamanya kok diam saja</span>”, Aku segera sadar <br />“ <span style="font-style:italic;">boleh Mam, tapi jangan manis ya?</span>”, Mama segera pergi kedapur untuk membuatkan aku teh hangat seperti yang di tawarkannya.<br /><br /><center>***</center><br /><br />Aku masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada Mamaku akhir-akhir ini, aku hanya terdiam di depan layar komputerku, termenung, melamun seperti orang ling-lung. <br />“<span style="font-style:italic;">tok..tok…tok…</span>” suara pintu mengagetkanku, segera aku buka pintu kamarku, berdiri Ayah dan Mamaku berpakaian rapi, <br />“<span style="font-style:italic;">Ayah dan Mama mau pergi jalan-jalan keliling desa, lagian sudah lama Ayah dan Mamamu tidak pernah berduaan, Andini mau ikut?</span>”, <br />“<span style="font-style:italic;">ehh, enggak deh Yah, Andini lagi sibuk Ayah berdua saja sama Mama, tar Andini ganggu kencan Ayah ma Mama lagi</span>”, <br />“<span style="font-style:italic;">Ya sudah Ayah dan Mama pergi dulu ya?kamu jaga rumah</span>” “<span style="font-style:italic;">iya Yah, ati-ati di jalan</span>”. Lalu keduanya pergi keluar entah kemana, Aku pun segera melanjutkan menulis cerpenku. <br /><br />Asyik menulis cerpen membuatku lapar, perutku sudah tak bisa di ajak kompromi, ternyata Mama hari ini masak makanan kesukaanku, sayur kangkung super pedas, segera aku makan, tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah pintu yang tak lain adalah pintu kamar ayahku, lama aku memandangnya secara tak sadar aku pun sudah dengan lancang masuk ke kamar Ayah. Kulihat peralatan-peralatan serba canggih, dan tak satupun aku mengerti tentang alat ini, kemudian pandanganku secara tak sengaja melihat sebuah kaset DVD, aku bingung, selama ini setauku Ayah orang yang tidak suka melihat film. Aku pun mengambilnya dan segera aku memutarnya di video player.<br />Aku kaget setengah mati, Aku terkejut bukan main, Aku takut setelah menonton film yang kutemukan di kamar ayahku, film yang menceritakan tentang seorang suami yang merubah istrinya menjadi robot karena tak tahan dengan sikap istrinya yang semena-mena dan merasa lebih dari suaminya, suami yang merasa tertindas oleh sikap istrinya yang telah berubah menjadi sosok wanita tangguh, wanita yang beranggapan bisa memiliki segalanya, wanita yang merasa lebih tinggi status sosialnya ketimbang laki-laki, wanita yang… <br />“<span style="font-style:italic;">Aaaarrrrgghhh!!!</span>”. <br /><br />Aku takut, karena apa yang dialami Mamaku sama seperti sang Istri dalam film tersebut, sang Istri yang berubah seratus persen, berubah seratus delapan puluh derajat, persis dengan apa yang Mamaku alami. Perasaanku tak karuan, bermacam-macam pikiran menghantuiku, namun satu pertanyaan yang membuatku takut, takut sekali, <br />“ <span style="font-style:italic;">apakah Mamaku telah di ubah menjadi robot oleh Ayahku?</span>”</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-81860742121373427882009-01-23T11:31:00.000-08:002009-01-26T08:16:49.829-08:00"Soe Hok Gie"Sumber : <a href="http://yulian.firdaus.or.id/2004/12/16/soe-hok-gie/">Jay Julian</a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbc321ydoFa0VFE_WIewW3o8jJH1ANFqc9RroA90d2In1CC_6799_MOgjqQ9Hi0ZqYoDKes7SlOFOa8KEWLBVDuhwxXTnQWqnV-1BwfBI0MXfBO_yisW9WJFvNI05sMGlSDdw7IxYrRys/s1600-h/soehokgie.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbc321ydoFa0VFE_WIewW3o8jJH1ANFqc9RroA90d2In1CC_6799_MOgjqQ9Hi0ZqYoDKes7SlOFOa8KEWLBVDuhwxXTnQWqnV-1BwfBI0MXfBO_yisW9WJFvNI05sMGlSDdw7IxYrRys/s400/soehokgie.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5294575100893727362" /></a>Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942, adik dari sosiolog Arief Budiman. Catatan harian Gie sejak 4 Maret 1957 sampai dengan 8 Desember 1969 dibukukan tahun 1983 oleh LP3ES ke dalam sebuah buku yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman. Gie meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 — 16 Desember 1969 akibat gas beracun.<br /><br />Setelah lulus dari SMA Kanisius Gie melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia tahun 1961. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.<br /><br />Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.<br /><span class="fullpost"><br />Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.<br /><br />Soe Hok Gie di pilar triangulasi puncak Pangrango, 1967<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtzaow9yEFABhj2npCEPIzsAwFtWSktL8k0GqRClO5xVtA3z9wPXdTdkEi1_ak_CiRtRrZJdkJXghpF8MaXV_F3wv24Pdfv180ToDAqFp7PHN9NYekqioYkS_Hqsq9hrygdhltiGKtH9A/s1600-h/soehokgiedipuncakpangrango.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 293px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtzaow9yEFABhj2npCEPIzsAwFtWSktL8k0GqRClO5xVtA3z9wPXdTdkEi1_ak_CiRtRrZJdkJXghpF8MaXV_F3wv24Pdfv180ToDAqFp7PHN9NYekqioYkS_Hqsq9hrygdhltiGKtH9A/s400/soehokgiedipuncakpangrango.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5294575368321886258" /></a><br />Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.<br /><br />Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:<br /><br /> “Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”<br /><br />8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “<span style="font-style:italic;"><span style="color:#ff0000;">Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.</span></span>” Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.<br /><br />24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.<br /><br />Makam Soe Hok Gie di Tanah Abang<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7igOTI4QBGAKvYc4StrF9pNTju5VH7nzlLMSHWJxTWEE_hO66VoLe1jJyBvhhLwF4c0YTM7-l_cbUUEVmGy8kcwrDrJ1cmsgqjVUV5Io7jkZsKt47ZfHsUie5Rg5tLds1Nj2rr1lagnw/s1600-h/makamsoehokgieditanahabang.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 248px; height: 330px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7igOTI4QBGAKvYc4StrF9pNTju5VH7nzlLMSHWJxTWEE_hO66VoLe1jJyBvhhLwF4c0YTM7-l_cbUUEVmGy8kcwrDrJ1cmsgqjVUV5Io7jkZsKt47ZfHsUie5Rg5tLds1Nj2rr1lagnw/s400/makamsoehokgieditanahabang.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5294575363451266258" /></a><br />Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:<br /><br /> “<span style="font-style:italic;">Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.</span>”<br /><br /> “<span style="font-style:italic;">Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.</span>”<br /><br /> “<span style="font-style:italic;">Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…</span>”<br /><br />Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.<br /><br />Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.<br /><br />Catatan Seorang Demonstran<br /><br />John Maxwell berkomentar, “<span style="font-style:italic;"><span style="color:#ff0000;">Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie</span></span>” tuturnya.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-55019034726845795552009-01-23T09:23:00.000-08:002009-01-26T11:18:38.980-08:00Indonesiaku: Jangan Berharap Pada ObamaOleh: Tengky Widjanarkoe<br /><br /><div align="right"><em>”Yes, We Can”, ”Yes, We Can”, ”Yes, We Can”,<br />kita akan menuju perubahan.” (<strong>Barrack Obama</strong>)</em></div><br /><br />Obama, Obama, dan Obama. Itulah nama yang menggegerkan dunia Internasional. Nama yang menyihir jutaan umat manusia, gara-gara dia menjadi presiden Negara Adidaya. Banyak orang di semua negara berharap di akan membawa perdamaian di bumi ini. Banyak yang berharap perang di Timur Tengah akan segera berakhir. Begitu juga dengan negeri kita, Indonesia. Rakyat Indonesia berharap Obama akan memberi perubahan seperti apa yang di gembor-gemborkan dalam kampanyenya.<br /><br />Perubahan? Apakah perubahan itu ditujukan pada dunia Internasional? Apakah perubahan itu tertuju pada Indonesia juga? <span style="font-weight:bold;">TIDAK!!!</span>. Jangan sekali-kali kita berharap pada seorang Obama, nasib negeri ini bukan berada di tangan seorang Barrack Obama. Nasib negeri ini tak lain hanya berada di tangan kita sendiri, rakyat Indonesia. Jangan berharap pada seorang Obama saja. Mungkin sedikit banyaknya atau bahkan sama sekali tidak mungkin, Obama akan memberi pengaruh pada Negeri ini. Saya ulangi lagi ”<span style="font-weight:bold;">JANGAN BERHARAP PADA BARRACK OBAMA</span>”. Perubahan? Menurut saya yang dimaksud Obama dengan ”Perubahan” adalah perubahan untuk negerinya sendiri, yaitu Amerika. Kita tahu bahwa Amerika saat ini sedang dihinggapi krisis global. Mungkin itulah arti kampanye Obama tentang perubahan, perubahan terhadap negerinya sendiri. Hanya gara-gara dia pernah hidup dan sekolah di Indonesia, semua berharap padanya. Ini negeri Indonesia, bukan Amerika, Amerika adalah Amerika dan seterusnya akan tetap menjadi Amerika yang haus akan kekuasaan, Sang Negara Adidaya, Si Kapitalis Terkutuk, Si ikut campur rumah tangga Negeri lain, meskipun presiden telah diganti.<br /> <br />Jadi, untuk saudara-saudaraku tercinta, rakyat Indonesia, janganlah berharap pada orang lain atau bantuan negara lain, nasib negeri ini hanya tergantung pada kemauan kita sendiri, bagaimana usaha kita semua untuk mengubah negri ini menjadi lebih maju dan menyejahterakan rakyatnya.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-82872190237448206642009-01-22T19:27:00.000-08:002009-01-26T13:17:54.668-08:00Satu Kata Untuk Indonesiaku: “Sosialisme”<div align="center">Oleh : Tengky Widjanarkoe</div><div align="center"><br /><br /><span style="font-style:italic;"></span></div><div align="center"><span style="font-style:italic;"></span></div><div align="center"><span style="font-style:italic;"></span></div><div align="right"><span style="font-style:italic;">Akan datang suatu masa dimana Kapitalisme mengalami<br />Kehancuran, dan akan digantikan dengan sistem yang<br />lebih segar. Yaitu ”SOSIALISME”</span>. <strong>(Karl Marx)</strong></div><div align="left"><br /><br />Sosialisme. Sosialisme sebagai doktrin, ideologi maupun toeri, dalam prakteknya berkeinginan untuk membangun masyarakat di mana setiap individu dapat hidup dan bekerja bersama dalam kesetaraan, kebebasan dan solidaritas. Sosialisme lahir karena adanya suatu sistem dimana kepemilikan modal -baik itu berupa uang atau barang- telah menghapuskan kelas-kelas yang ada, menindas kaum buruh (proletar) tanpa kenal ampun. Sistem itu dinamakan ”<span style="font-weight:bold;">KAPITALISME</span>”. Kapitalisme bak setan yang menakutkan bagi negeri ini, bergentayangan dimana-mana, entah itu di kota maupun di desa. Kapitalisme seperti rayap yang menggerogoti tiang negara, lalu bersarang, bertelur dan mulai menetaskan bibit-bibit kapitalisme kecil di Negeri ini. Bibit-bibit itu akan mulai menyebar, mencari mangsa dan akan meng-eksploitasi SDM yang ada hingga habis tak tersisa. Hanya ada satu kata dan jalan yang harus ditempuh untuk membasmi dan melenyapkan hantu kapitalis itu dari negeri ini, yaitu ”<span style="font-weight:bold;">SOSIALISME!!!</span>”.<br /><br />Namun dan sayang sekali, Sosialisme di negeri ini sering disalah artikan dan dituduh-tuduh sebagai gerakan terselubung dari ”<span style="font-weight:bold;">KOMUNISME</span>”-sebuah faham yang dilarang di negeri ini. Padahal dalam ajaran maupun prakteknya, Sosialisme jauh berbeda dan bertolak belakang dari ajaran Komunisme. Sosialisme hampir mati di negeri ini ketika rejim orba sedang berada dalam puncak kekuasaannya, dimana pada masa itu, sosialisme merupakan hal yang ditakuti, dihindari bahkan di anggap terkutuk. Propaganda dahsyat untuk membasmi Komunisme, sebagai konsekuensi dari apa yang disebut Peristiwa G-30-S/PKI, telah membawa citra negatif bagi sosialisme, sekalipun saya ulang lagi bahwa kedua ideologi tersebut sangat berbeda dan bahkan bertentangan.<br /><br />Keputusan MPRS no.XXV/1966 yang sebelumnya tertulis : <span style="font-weight:bold;">MELARANG AJARAN KOMUNISME/ MARXISME-LENINISME</span> diubah menjadi <span style="font-weight:bold;">MELARANG AJARAN KOMUNISME, MARXISME DAN LENINISME</span>. Perubahan itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye yang sistematis dan terencana untuk memperluas sasaran yang dianggap memusuhi rejim Orde Baru yang kapitalis, militeristis dan facistis. Dan memang sejak awal Sosialisme adalah kekuatan yang anti kapitalisme, anti militerisme dan anti facisme.<br /><br />Lalu pertanyaan yang muncul, Apa kaitan Indonesia dengan Sosialisme? Indonesia dewasa ini menunjukkan gejala-gejala akan terbentuknya negara Indonesia Kapitalis – walaupun Indonesia adalah korban dari negara-negara kapitalis Barat dan Indonesia sendiri sudah menjadi negara kapitalis kecil. Tak dipungkiri lagi, kemiskinan, kejahatan, degradasi moral, dan segala apapun yang menjadikan bangsa ini bobrok adalah akibat dari sistem kapitalisme yang menjamur di negeri ini.<br />Kapitalisme menjadikan negeri ini sebagai negeri penghasil buruh murah. Kapitalisme dengan keganasannya membuat negeri ini yang kaya akan SDA menjadi miskin hingga kekurangan pangan. Kapitalisme dengan kebuasannya menjadikan pendidikan di negeri ini mahal dan hanya terjangkau bagi anak-anak kaum borjuis. Kapitalisme secara tidak langung telah merubah budaya tolong-menolong menjadi budaya individualisme. Kapitalisme adalah penyebab dari bobroknya negeri ini.<br />Kapitalisme memang :<br /></div><div align="center"><strong>LAKNAT!!!,<br />TERKUTUK!!!,<br />FUCK CAPITALISM!!!.</strong></div><div align="left"><br /><br />Jika negeri ini memang benar-benar dan bersungguh-sungguh keluar dari penderitaannya, hanya ada satu cara untuk negeri Indonesiaku ini ”<span style="font-weight:bold;">MENUJU INDONESIA SOSIALIS</span>”</span>.</div><br /><br /><p><strong><span style="color:#ff0000;"><span style="font-size:85%;">Referensi:</span></span></strong><br /></p><p><span style="font-size:78%;">1. Meyer Thomas. 2003. Sosial-Demokrasi: Dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: CSDS.</span></p>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-80263775838143841362009-01-22T18:05:00.000-08:002009-02-19T21:48:20.664-08:00Fatwa MUI : "Rokok Haram"<center>Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><br /><br /><div align="right">"<em>Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu</em></div><div align="right"><em>sendiri </em><em>dalam kebinasaan.</em>" (Al-Baqarah: 195). </div><br /><br /><span>Beberapa hari ini, negeri kita dihebohkan oleh Fatwa MUI(Majelis Ulama Indonesia)tentang masalah rokok. </span><span style="font-weight:bold;"><span>Fatwa MUI akan mengharamkan Rokok</span></span>. Kenapa rokok mesti diharamkan? Apa dengan adanya ayat-ayat suci Al-Qur'an di atas? Apakah hanya untuk menghindari bahaya anak terhadap dampak tembakau? Dan mengapa, negeri ini dan pemerintahnya sudah tau HARAM malah memungut hasil pajak dari barang HARAM?.<br /><span class="fullpost"><br />Coba kita lihat dampak yang akan diakibatkan jika Fatwa MUI itu benar-benar akan di-syahkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dampak Positif</span><br />Jika alasan kesehatan anak-anak yang di utamakan, jangan bikin <span style="font-weight:bold;">Fatwa Rokok Haram</span>. Menurut saya anak-anak merokok itu tergantung dari :<br /><br />1. Lingkungan Sosial<br /><br />Lingkungan dimana si anak tinggal merupakan faktor terbesar untuk menyebabkan si anak merokok. Dimana jika ia tinggal dalam suatu komunitas kaum gembel/comberan, di dalam komunitas ini merokok adalah hal yang biasa. Baik orang dewasa, pemuda, bahkan anak-anak kecil pun merokok sudah hal yang biasa bagi komunitas model ini. Berbeda jika si anak tinggal di komunitas orang berpunya, di situ ia akan di didik oleh orang tua mereka bahwa merokok itu tidak baik untuk kesehatan. Di sisi lain, orang tua di komunitas kaum gembel acuh tak acuh ketika mengetahui anak-anak mereka merokok. Bagi mereka, orang-orang komunitas kaum gembel yang penting bisa makan sudah "Alhamdulillah". "<span style="font-style:italic;">Soal kesehatan urusan belakang, asal perut bisa kenyang</span>".<br /><br /><br />2. Pendidikan Si Anak dan Orang Tua<br />Pendidikan. Pendidikan si anak dan orang tua tentang bahaya merokok juga ikut andil besar dalam menyebabkan seorang anak merokok. Tapi, pendidikan di negeri ini apakah mampu di jamah mereka orang-orang miskin, orang-orang tidak berpunya?<br />Tentu tidak. Karena "<span style="font-weight:bold;">ORANG MISKIN DI LARANG SEKOLAH</span>".<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dampak Negatif</span><br /><br />Dampak negatif jika Fatwa ini benar-benar akan di-syahkan adalah:<br /><br />1. Menganggurnya Pekerja/ Buruh pabrik rokok.<br />Bayangkan jika rokok benar-benar haram. berapa juta orang akan kehilangan pekerjaan di negeri ini? belum lagi akan menambah banyak daftar peserta pengangguran.<br />Jika sudah banyak pengangguran akan melahirkan kejahatan kriminalitas, jika sudah begitu akan terjadi degradasi moral bangsa ini, jika semua itu benar-benar terjadi, tamatlah bangsa ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Lalu, Siapa yang SALAH?</span></span><br /><p><span style="font-style:italic;">Yang salah ya yang di dalam penjara/sel/bui. Tapi kadang-kadang aparat juga salah tangkap, gak salah dimasukin penjara yang salah di biarin berkeliaran.</span></p><div align="right"><br /><br /><em>Maling-maling "Kecil" dihakimi,<br />maling-maling "Besar" dilindungi.<br />Maling-maling kecil di dalam sel,<br />maling-maling besar di dalam Hotel.</em></div><br /><br />Coba pikirkan kembali (MUI) jika mau mengambil kebijakan jangan asal-asalan, pikirkan jauh-jauh apa dampak bagi negeri ini. Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan besar.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-65783767758133241842009-01-22T17:58:00.000-08:002009-02-19T21:44:36.600-08:00“Boneka yang Hilang Satu Tangannya”<center>Cerpen Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><br /><br />Suara kereta yang terdengar dari kejauhan yang sedari tadi di nanti-nanti oleh beberapa kerumunan manusia memakai baju rapi lengkap dengan dasi melingkar di kerah bajunya, ada juga yang menenteng tas entah apa itu isinya yang bolak-balik, setiap saat entah berapa kali mereka lakukan, memandangi arloji di sebelah kiri ataupun sebelah kanan pergelangan tangannya.<br />Terlihat wajah gusar sesekali menggerutu mengucap kata-kata yang tak bisa kupahami karena aku hanya melihat mulutnya yang bergerak-gerak di sertai rasa emosi, benci, marah dan perasaan jengkel membuat wajah mereka semakin tidak enak dipandang mata. Belum lagi kulihat anak-anak kecil mengulurkan tangan-tangan kecilnya ke orang-orang berdasi memakai jas hitam licin dengan harapan mendapat uang dari manusia-manusia berpakaian rapi itu.<span class="fullpost"><br />Kakek-kakek, nenek-nenek, dengan pakaian kumel berbau apek, dekil, kotor bahkan sobek-sobek tetap mereka pakai untuk menutupi aurat tubuh mereka agar terjaga dari pandangan-pandangan mata manusia-manusia. Tubuhnya kurus kehitam-hitaman sehingga membuat tulang-tulang mereka menonjol keluar seakan ingin keluar dari dalam tubuhnya. Terlihat seorang ibu dengan payudaranya keluar separo – separo tertutup oleh selendang – tidak malu ataupun merasa risih ketika anak-anak kecil, penjual rokok keliling, penjual es teh keliling, calo-calo karcis ataupun orang-orang yang kebetulan lalu lalang berjalan melihatnya dengan tatapan penuh nafsu, itupun gratis. Tidak perlu membayar.<br />”<span style="font-style:italic;">Jhem!!!, Ijhem!!!</span>” teriak sang ibu pada anaknya yang sedari tadi bermain golekan yang salah satu tangannya hilang karena terputus dengan sendirinya. Mungkin sudah terlalu lama. Memang, hanya boneka itu teman mainnya sejak kecil. Ia sangat menyukai boneka pemberian almarhum bapaknya.<br />Ijhem. Begitulah ibunya memanggil gadis kecil berumur sekitar enam tahunan itu. Ijhem menjadi yatim setelah bapaknya mati dua tahun lalu. Bapaknya mati dengan misterius. Mayatnya ditemukan di dalam karung goni dan diletakkan begitu saja di sebelah stasiun, tepatnya di bawah pohon asem yang begitu besar. Ditubuhnya terdapat dua lubang yang di akibatkan timah panas yang keluar dari moncong senapan yang entah siapa yang berani melakukannya pada ayah Ijhem.<br />Bapak Ijhem adalah seorang preman bertubuh kekar dengan otot lengannya yang terlihat begitu kuat, berambut cepak, berkulit hitam legam dengan tato tengkorak di sebelah kanan lengan tangannya ditambah dua gambar harimau yang melekat di dadanya, membuat siapa saja yang mellihatnya akan ketakutan. Tidak diketahui pasti kenapa ayah Ijhem dibunuh.<br />“ <span style="font-style:italic;">Ono opo to Mak?</span>” tanya Ijhem pada ibunya yang sedang menyusui adiknya. “<span style="font-style:italic;">Saiki wes waktunya Kowe ngemis, cari duit. Matamu opo ora nyawang? Dari tadi ora ono seng nyemplungi duit. Nek kowe gak nyariduit, arep nguntal opo kowe ngko?</span>” bentak Emak pada si Ijhem dengan mata melotot. “ <span style="font-style:italic;">emoh. Ra gelem aku</span>” jawab Ijhem sambil lari cepat menjauhi Emaknya. “<span style="font-style:italic;">lhoh, lhoh, lhoh arep nyang ndi kowe? Di suruh ngemis kok malah minggat. Dasar bocah gemblung, bocah edan. Awas kowe kalau muleh!!!</span>” teriak Emaknya dengan dada naik turun. Sesaat kemudian, matanya nanar, menerawang jauh setelah beberapa detik si Ijhem hilang dari pandangannya.<br /><br /><center>***</center><br /><br />Setiap hari Emaknya hanya diam, duduk bersandar pada tiang besar di stasiun dan berharap penuh mangkok plastiknya dapat terisi penuh oleh uang. Dulu sebelum lahir adik Ijhem, emaknya juga ikut ngemis. Sekarang, semenjak ada adik Ijhem, Emaknya tidak pernah ngemis lagi karena kasihan pada adik Ijhem yang masih kecil sudah harus di ajak ngemis.<br />Dulu Ijhem dan Emaknya tinggal di daerah sekitar stasiun, di daerah perkampungan orang kumuh. Ia, Emak dan adiknya tinggal di gubug tiga kali tiga meter berdinding kardus bekas air mineral, beratap terpal yang sebagian sudah jebol-jebol sehingga nampak tambalan di sana-sini. Jika hujan tiba mereka ngungsi ke stasiun karena tempat tinggalnya akan terendam air dan tidak bisa buat tidur.<br />Suatu malam ketika Ijhem dan Emaknya –ikut pula adiknya- sedang tertidur lelap. Mereka di kejutkan oleh teriakan orang-orang yang histeris.” <span style="font-style:italic;">Kebakaran… kebakaran… kebakaran…</span>” emaknya yang mendengar, langsung kaget dan keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang-orang berlari ketakutan dengan ember air di tangannya, sebagian menyelamatkan harta benda mereka- yang mungkin tidak berarti. Mungkin juga sangat penting bagi mereka.<br />Alangkah terkejutnya si Emak ketika dimatanya terlihat kobaran api sedang melahap gubug-gubug yang berderetan dari timur ke barat. Api itu melahap semua apa yang bisa dilahapnya. Begitu cepatnya api berjalanTinggal satu gubug lagi, dan si jago merah akan sampai ke gubug yang didalamnya didapati Ijhem dan adiknya sedang tidur pulas. Tanpa banyak tingkah, Emaknya segera berlari masuk menyelamatkan kedua buah hatinya.<br />Pagipun tiba. Terlihat orang-orang dengan wajah sedih memelas memandangi sisa puing-puing rumah mereka yang hangus terbakar tadi malam.<br />Tanah rata. Sebagian orang berjalan diatas sisa puing-puing tersebut dan berharap ada barang yang masih bisa digunakan. Entah, rumah mereka terbakar atau memang sengaja di bakar.<br /><br /><center>***</center><br /><br />Mangkok-mangkok kecil plastik, piring seng yang sudah berkarat, tempat minum air mineral bekas, topi-topi jerami yang berada tepat di depan orang-orang, anak-anak kecil yang tidak bisa berjalan karena kaki yang lumpuh duduk sepanjang hari berharap dapat terisi penuh dengan lembaran-lembaran kertas dan berkeping-keping koin.<br />Sampah-sampah berserakan, bau-bau pesing di setiap sudut tempat, kecoa, lalat yang terbang dari satu sampah ke sampah yang lainnya untuk mencari makan, kucing-kucing dengan tubuh kurus berusaha mengais tong sampah berharap dapat menemukan sesuatu untuk bisa mengisi perutnya, menambah lengkap pemandangan yang membuat setiap mata yang melihatnya enggan untuk melihatnya. Sungguh suatu pemandangan yang sangat tidak sedap untuk di pandang mata. Tapi bagi orang-orang komunitas kampung kumuh, orang-orang jalanan, gembel-gembel, hal tersebut sudah menjadi suatu pemandangan yang amat, sangat dan teramat biasa di nikmati setiap hari.<br />Suara speaker yang dipasang pada setiap sudut stasiun membut aku terbangun dari mimpi-mimpi indahku. Suara kereta semakin terdengar di telingaku. Semakin lambat, lambat dan melambat.<br />Kereta berhenti. Di ikuti pula suara roda kereta yang saling bergesek dengan rel, membuat hati siapa saja yang mendengarnya merasa tidak nyaman. Pintu-pintu gerbong mulai terbuka. Orang-orang saling berebut, berjubal, dorong mendorong, berdesakkan untuk bisa masuk ke kereta dan mendapat tempat duduk. Jika tempat duduk sudah terisi penuh, dengan terpaksa mereka berdiri berdesak-desakkan.<br />Tangan-tangan saling bergantungan memegang pegangan untuk menjaga keseimbangan waktu mereka berdiri. Dalam keadaan seperti ini sering tangan-tangan jahil meremas-remas atau hanya kebetulan dengan tidak sengaja merasakan empuknya pantat-pantat wanita. Wanita-wanita tersebut hanya bisa pasrah ketika tangan-tangan jahil tersebut menggerayangi tubuh, meremas, bahkan ada yang nekat melekatkan kemaluannya ke pantat empuk karena sudah tak tahan lagi dengan kondisi dan situasi seperti ini.<br />Kereta berhenti. Sampailah aku di stasiun Lempuyangan.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-63811706111636511982009-01-19T21:07:00.000-08:002009-02-07T21:27:09.059-08:00Pendidikan Mahal. Kapankah Bisa Di Beli?<center>Oleh: Tengky Widjanarkoe</center><br /><br />“<span style="font-style:italic;">Pendidikan Mahal, Kapankah Bisa Di Beli?</span>” itulah judul yang saya pilih untuk tulisan saya yang ini. Judul ini saya ambil dari komentar yang masuk pada blog saya di WordPress.com. Saya tertarik untuk membuat tulisan dengan judul seperti apa yang dituliskan di komentar diblog wordpress saya.<br />Kapan ya?…<br />“<span style="font-style:italic;">Gak tau!!!</span>”<br />Belum tanya dodol!!!<br />“<span style="font-style:italic;">Ooohh belum tanya to?, tak kira sudah tanya. He..he…he…</span>”<br />Kapan ya?…-belum juga selesai ngomong, si Dia nyrobot lagi-<br />“<span style="font-style:italic;">Gak tau!!!</span>”<br />Belum selesai bego!!!<br />“<span style="font-style:italic;">Oooohh belum selesai to?. Ya maaf</span>”<br />Kapan ya, pendidikan mahal bisa dibeli??<br />“Y<span style="font-style:italic;">a gak tau, aku kan bukan orang kaya Sob, mungkin yang bisa beli Cuma orang berduit, para pejabat, dan orang ber-uang saja</span>”<br />Terus, kira-kira kapan orang gak berduit bisa beli pendidikan mahal?<br />“<span style="font-style:italic;">Ya gak tau sob</span>”<br />Aaaaaah!!!! Dari tadi gak tau terus kamu.<br /><span class="fullpost"><br />Mungkin dari penggalan cerita di atas menunjukkan bahwa pendidikan mahal tak akan bisa dibeli oleh orang-orang yang gak punya duit. Sampai kapanpun, wong kere gak akan bisa dan tak akan bisa untuk membeli pendidikan yang mahalnya minta ampun.<br />Aku sendiri kadang juga bingung dan tak mengerti – mati aja sob kalo ga’ ngerti- mengapa pendidikan bagi anak bangsa sendiri mahalnya minta ampun. Sampai-sampai berapa anak gak sekolah di negeri ini? Berapa anak tidak lanjutin sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di negeri ini?<br />”<span style="font-style:italic;">ga’ ke itung sob, lagian kalo di itung gak ada abisnya. Mati satu, tumbuh satu, mati satu, tumbuh satu, lama-lama kan jadi seribu dan beribu-ribu.</span>”<br />Belum lagi anak yang bunuh diri gara-gara mahalnya pendidikan.<br />”<span style="font-style:italic;">itu mah udah takdir. Mati idup kan udah ada yang ngatur bukan pendidikan yang ngatur.</span>”<br />Aku heran, apa yang membuat mahal pendidikan di negeri ini?<br />”<span style="font-style:italic;">itu mah, namana ”KAPITALISASI PENDIDIKAN”,jah!!! Tinggi bener bahasaku.</span>”<br />Apakah negeri ini sudah tak memperhatikan pendidikan untuk kaum kere, komunitas wong gak nduwe(gak punya.red), dan kaum miskin yang lainnya?<br />”<span style="font-style:italic;">ya gak tau sob, aku kan bukan pengamat pendidikan. Jadi ya gak tau</span>”<br />Lha kamu dari tadi gak tau terus, gak tau terus, apa kamu gak pernah merasakan pendidikan?<br />”<span style="font-style:italic;">Enggak Sob, kan pendidikan di negeri ini mahal banget, bapak-ibuku gak kuat beli sob. Jadi aku gak tau apa-apa tentang pendidikan</span>”<br /><span style="font-weight:bold;">Jah!!!! Mandi-mandi pasir sana Sob</span>.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-11134801594998910602009-01-19T06:58:00.000-08:002009-02-19T21:41:19.528-08:00"Pendidikan Murah, Kapankah Akan Terwujud?"<center>Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><br /><br /><br /><div align="left">“<span style="font-weight:bold;">Pendidikan Murah</span>”. Kapankah system seperti ini bisa terwujud di Negara ini? Negara yang katanya lebih mementingkan pendidikan di atas segala-galanya. Seharusnya pemerintah menyisihkan sedikit uang sisa dari hasil korupsi mereka untuk dialokasikan pada sector pendidikan. Pemerintah hanya memikirkan kepentingan sendiri. Mengapa gaji anggota DPR besar sedangkan guru tidak? Dalam pengertian ini saya ingin menambahkan sedikit suatu realita yang telah terjadi di dunia pendidikan ini. Gaji guru seakan-akan di potong untuk kesenangan orang atas, dengan demikian dapat di simpulkan “<span style="font-weight:bold;">Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin</span>” . dengan demikian nasib guru termarginalkan.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Pada saat ini, seiring melambungnya harga sembako dan kebutuhan kita yang lainnya naik pula biaya pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan membuat kaum miskin tak bisa menyekolahkan anaknya. Banyak anak kecil tak mampu untuk sekolah dan ada juga yang tak mampu untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan ada juga yang nekat bunuh diri gara-gara mahalnya pendidikan di negeri ini. Banyak sekali kasus-kasus seperti ini menimpa anak-anak di negeri ini. Ada yang gantung diri gara yak mampu bayar SPP. Ada juga yang bunuh diri karena malu di ejek temannya gara-gara tak dikeluarkan dari sekolah. Bahkan yang lebih tragis hanya karena tidak bisa beli buku mereka bunuh diri dengan cara menenggak racun.<br /><br /><br />Buku???? Apakah buku itu??? Buku adalah kertas yang mahal harganya. Mungkin inilah pengertian yang pas untuk kata “<span style="font-weight:bold;">Buku</span>” di negeri ini. Bagaimana tidak, naiknya bahan baku Buku, otomatis membuat harga buku itu sendiri naik, sehingga anak-anak dari kaum miskin tidak bisa membeli buku tersebut.<br /><br /><br />Mungkin benar adanya kata-kata “<span style="font-weight:bold;">Orang Miskin Dilarang Sekolah</span>” mungkin inilah semboyan yang tepat untuk dunia pendidikan di negeri tercinta ini.</div></span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-35282818322126316882009-01-19T06:36:00.000-08:002009-02-08T00:43:10.527-08:00"Tangan Gibson"<center>Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><br /><br />“<span style="font-style:italic;">Brrraaaakkkkkk!!!!!!</span>”<br /> Sebuah truck menghantam sepeda motor apik yang sedang menyebrang jalan. Motornya penyok. Cat bagus dan mengkilap motor tersebut segera hilang karena body motor tersebut terkena goresan-goresan yang diakibatkan tertabrak truck tadi. Pengendara motor itu terpental sejauh lima meter. Terguling-guling seperti boneka yang tak mempunyai nyawa. Kepalanya pecah. Dari hidung dan mulutnya keluar darah. Entah masih hidupkah pemuda tersebut. Tangannya patah, kulitnya penuh luka dan goresan yang di akibatkan berbenturan dengan kerasnya jalan aspal. Segera orang-orang yang melihatnya berlarian menghampirinya. Berkerumun seperti melihat suatu pertunjukkan yang menarik. <span class="fullpost"><br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Masih hidupkah anak itu?</span>”<br /> Tanya salah seorang yang sangsi akan kehidupan anak tersebut. Dilihat dari kondisi yang dialami oleh anak tersebut, kecil kemungkinan ia selamat dari kecelakaan yang menimpa dirinya. Mukanya yang tampan tertutup oleh merahnya darah yang mengalir akibat kepala bocah itu terbentur keras ke jalan. Hidungnya yang mancung bak air terjun yang airnya berwarna merah. Sangat tidak sedap di pandang mata. Membuat miris setiap hati yang melihatnya. <br /><br /> Segera salah seorang meletakkan tangan di lehernya untuk mengetahui apakah anak tersebut sudah mati atau masih hidup. Dirasakannya nafas bocah tersebut. <br />“ <span style="font-style:italic;">Anak ini masih hidup. Cepat!!! Telpon rumah sakit</span>” teriaknya pada semua orang.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Tit..tit..tit..</span>” <br /> Bunyi tombol handphone yang sedang terpencet oleh jari-jari mungil seorang perempuan.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Halo, halo..</span>”<br />“ <span style="font-style:italic;">Rumah sakit?? Terjadi kecelakaan di jalan Kunci nomor 21</span>”<br />“ <span style="font-style:italic;">Korban segera membutuhkan pertolongan, cepat kirim ambulance ke sini.</span>”<br /><br /> Beberapa saat kemudian datanglah mobil ambulance. Keluar perawat yang dengan segera mengangkat bocah itu masuk ke dalam mobil ambulance untuk segera dibawa ke rumah sakit guna menjalani pengobatan.<br /> Beberapa hari setelahnya, sang anak mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia telah siuman dari koma yang di alaminya selama tiga hari. Matanya terbuka setelah tiga hari terpejam rapat seakan ia seperti seonggok daging yang telah tak bernyawa. Pandangannya kosong. Sesaat kemudian, matanya tertuju pada seorang wanita yang tengah duduk di sampingnya.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Fender... fenderico...</span>”<br /> Sambil berteriak diiringi dengan keluarnya air mata dari kedua matanya yang di tutupi oleh dua buah kaca. Seorang perempuan yang agak tua segera menghampiri Fender. Bocah yang mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Dimana aku sekarang?</span>”<br /> Kata-kata itulah yang terucap pertama kali dari mulut Fender. Rasa kebingungan menyelimuti benak pikiran Fender. Batinnya, “ <span style="font-style:italic;">sedang dimana aku sekarang?</span>”.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Engkau sedang di rumah sakit anakku</span>”<br /> ucapnya sambil mengusap air mata yang sedari tadi mengucur deras dengan sapu tangan berwarna kuning bermotifkan bunga. Wanita itu tak kuasa menahan tangis karena melihat anaknya tergolek tak berdaya di atas kasur empuk tertutup sprei putih.<br /><br /> Melihat kedua tangannya yang terlepas dari badannya.<br />“ <span style="font-style:italic;">Di mana tanganku, di mana kedua tanganku?</span>”. Teriaknya.<br /><br /><center>***</center><br /><br /> Malam yang dingin. Tampak bulan masih malu menampakkan dirinya. Ia bersembunyi di balik awan hitam yang menutupi wajah cantiknya. Di sebuah gubug terlihat seorang pemuda desa tak kerja tengah asyik bermain gitar di teras sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu. Suara yang keluar dari mulutnya di ikuti suara gitar yang ia mainkan membuat malam yang dingin tak di rasakannya. Di desanya ia terkenal hebat dalam urusan bermain gitar. Beberapa kejuaraan bermain gitar ia menangkan. Setelah hamper dua jam berlalu, sang pemuda merasa kelelahan dan menyudahi untuk bermain gitar. Diletakkan gitarnya di ruang tamu yang tidak cukup besar beralaskan tanah. Ia rebahkan badannya ke dipan yang terbuat dari kayu. <br /><br />“<span style="font-style:italic;">tok…tok…tok…</span>”<br /> Terdengar bunyi pintu rumahnya di ketuk oleh seseorang. Batinnya “<span style="font-style:italic;">Siapa malam-malam begini mencari aku?</span>”. Segera ia bangkit dari tidurnya dan membuka pintu guna mengetahui siapa yang mengetuk pintu rumahnya. Dilihatnya lelaki tua berjenggot dan membawa sebuah tas yang entah apa itu isinya, sedang berdiri dihadapannya. <br /><br />“<span style="font-style:italic;">Bapak cari siapa?</span>”<br />Rasa penasaran menyelimuti hati sang pemuda.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Anu nak…bapak ada urusan dengan sampeyan</span>”<br />Jawab sang bapak dengan menyunggingkan senyum di mulutnya.<br /><br />Dipersilahkan bapak itu masuk kerumahnya.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Apa betul sampeyan yang namanya Gibson?</span>”<br />Tanya bapak berjenggot itu pada sang pemuda<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Betul pak, nama saya Gibson. Tapi ada urusan apa bapak dengan saya?</span>”<br />Rasa penasaran yang belum terjawab menambah bingung si pemuda.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Anu nak, saya dengar dari orang-orang nak Gibson ini pandai bermain gitar</span>.”<br />Pak tua bertanya lagi<br /><br />Sambil tersenyum si pemuda berucap<br />“ <span style="font-style:italic;">Aaaaaahhh, itu Cuma kata orang-orang saja pak.</span>”<br />Memang saya bisa main gitar tapi gak sehebat yang dikatakan orang-orang.<br />Si pemuda menunjukkan sifat rendah hatinya.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Eeemm, anu Nak, kalau boleh bapak bertanya? Berapakah nak Gibson menjual tangannya?berapapun saya akan membayarnya, asalkan nak Gibson menjual tangannya untuk saya.</span>”<br />Pertanyaan bapak tua itu membuat kaget pemuda tersebut.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Waaah… maaf pak, saya tidak menjual tangan saya. Sebab ini peniggalan dari almarhum ayah saya</span>." <br />Jawab sang pemuda dengan berat.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Bagaimana kalau tangan nak Gibson saya hargai lima ratus juta? Kan lumayan bisa untuk beli tangan lagi.</span>”<br />Ucap bapak tua dengan santainya. Sembari menunjukkan uang seratus juta yang ada di dalam tas yang dibawanya.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Apa pak?!!! Lima ratus juta?</span>”<br />Kaget sang pemuda mendengar penawaran dari bapak tua tersebut. Sejenak ia membayangkan mempunyai uang seratus juta. “<span style="font-style:italic;">bagaimana ya? Aku dengan uang lima ratus juta yang ada di genggamanku? Bias beli gitar yang lebih bagus lagi, betulin rumah, tapi, bagaimana aku bisa menggengam? Sementara tanganku di bawa pergi oleh bapak ini.</span>”<br />rasa bingung menghinggapi pikiran sang pemuda.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Anu pak, bagaimana kalau bapak kembali kesini tiga hari lagi. Saya akan memikirkan tawaran bapak dulu.</span>”<br />Sang pemuda memberi tawaran kepada bapak tua tersebut.<br /><br />Dengan senyum lebar sang bapak berkata<br />“ <span style="font-style:italic;">Baik nak Gibson, saya akan kembali kesini tiga hari lagi</span>”<br /><br />Lalu sang bapak berpamitan pada pemuda itu dan segera pergi meninggalkan rumah kecil yang sudah agak reyot itu.<br /><br /> Gibson kembali lagi tidur di dipan kayu yang ia miliki. Mencoba untuk tidur kembali. Ia pejamkan matanya. Tapi ada sesuatu yang sangat menjanggal di benaknya. Ia masih memikirkan tawaran pak tua tersebut. “<span style="font-style:italic;">mungkin enak juga ya? punya uang lima ratus juta bisa beli apa-apa, dan hidupku juga tidak susah seperti ini.</span>” Batin Gibson. <br /><center>***</center><br /><br /> Setelah tiga hari berlalu, kembalilah pak tua berjenggot itu ke rumah Gibson. Dengan membawa tas berisi lima ratus juta di tangan kirinya, tangan kanan pak tua mengetuk pintu rumah Gibson.<br />“ <span style="font-style:italic;">Tok…tok…tok… nak Gibson. Nak Gibson.</span>” Terdengar suara ketukan pintu di ikuti panggilan dari bapak tua itu.<br /><br />Setelah agak lama menunggu, di bukakan pintu itu oleh Gibson.<br />“<span style="font-style:italic;">Maaf pak, agak lama. Soalnya saya baru dari belakang. Jadi tidak mendengar panggilan bapak. Maaf lho pak.</span>"<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Aaaaah, tidak apa-apa kok.</span>”<br />Sambil tersenyum sang bapak menjawabnya<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Mari pak, silahkan masuk</span>”<br />Gibson mempersilahkan sang bapak untuk masuk kerumahnya.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Bagaimana nak Gibson atas tawaran saya pada nak Gibson?</span>”<br />Tanya sang bapak untuk memastikan keputusan Gibson.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">anu pak, setelah saya piker-pikir dan memikir lagi pak, saya bersedia menerima tawaran dari bapak.</span>” <br />Jawab Gibson dengan tersipu malu.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Itulah jawaban yang saya tunggu-tunggu dari nak Gibson</span>”<br />Seraya menyerahkan tas berisi uang lima ratus juta<br />“ <span style="font-style:italic;">Ini uangnya nak Gibson. Bisa nak Gibson hitung sendiri</span>”<br /><br />Setelah Gibson menerima dan menghitung uang tersebut, segera ia melepas kedua tangannya dan menyerahkan pada pak tua berjenggot itu.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Ini tangan saya pak. Bapak bisa membawa pulang tangan saya.</span>”<br />Sesudah transaksi jual beli tangan tersebut selesai, pulanglah bapak berjenggot itu dengan perasaan senang kembali ke kota tempat asalnya.<br /><br /><center>***</center><br /><br /> Dari dalam gedung kesenian yang terletak tak jauh dari balai kota Nada, terdengar suara-suara gitar dimainkan oleh beberapa anak muda yang sengaja datang untuk unjuk kebolehan dalam bermain gitar. Memamerkan skill yang mereka miliki. Atau hanya sekedar melihat perhaelatan akbar yang diadakan secara rutin dari tahun ke tahun yang nantinya akan melahirkan musisi-musisi handal. Mereka semua, para calon-calon musisi datang dari berbagai penjuru negri untuk membuktikan siapa yang terbaik dalam memainkan gitar. Festival Gitar tersebut di ikuti oleh beratus-ratus anak muda yang memang sudah mumpuni untuk urusan bermain gitar. Mereka-mereka, para anak muda berlomba-lomba untuk memamerkan kehandalan bermain gitar. Berbagai genre dan aliran musik di mainkan dalam ajang festival tersebut. Rock, Jazz, Blues, dan Metal, musik semacam inilah yang sering kali di usung oleh para peserta. Mereka semua memang ahlinya dalam bermain gitar. Bermacam-macam pertunjukan atraktif ditampilkan para jagoan-jagoan gitar.<br /><br /> MC segera naik ke atas panggung untuk mengumumkan siapakah selanjutnya yang akan naik ke atas panggung. Di peganglah mic, dan mulailah ia berbicara.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Untuk selanjutnya, peserta dengan nomor undian seratus tujuh puluh dua, di harap segera naik keatas panggung</span>”.<br /><br /> terdengar MC acara menyebut-nyebut nomor undian yang aku dapat. Dalam batin ia berkata “ <span style="font-style:italic;">Tiba juga waktuku</span>”. Segera ia naik ke atas panggung untuk mempertunjukkan keahliannya dalam bermain gitar. Di tancapkannya kabel ke sound. Mulailah bocah tersebut memamerkan skill-skill yang ia kuasai. Permainan gitar yang sangat enak didengar oleh telinga siapa saja yang mendengarnya. Entah, tangan siapakah yang lihai memainkan jari-jemarinya memetik senar-senar yang membuat semua orang terdiam dan ingin mendengarkan, siapa gerangan yang sedang bermain gitar tersebut. Setelah membuat penonton dan juri terkesima akan permainan gitarnya, bocah itu memainkan sebuah instrumental karyanya sendiri. Jari-jemarinya seakan-akan sudah tahu mau kemana ia akan melangkah mengitari fret-fret pada gitarnya. Dengan lenturnya tangan sang bocah memetik senar gitar sehingga menghasilkan suatu alunan nada yang membuat semua orang terpesona akan penampilannya. Tepuk tangan penonton membuat suara di dalam gedung kesenian itu semakin ramai.<br /> Dibarisan bangku penonton terlihat seorang lelaki paruh baya memakai topi yang sudah usang dengan jenggot tebal membuat janggutnya lebih besar, kaca mata hitam tak ketinggalan menutupi matanya. Muncul wajah yang menunjukan rasa bangga ketika ia melihat bocah yang sedang bermain gitar di atas panggung itu. Dilepasnya kaca mata hitam miliknya oleh wanita yang sedari tadi duduk di sampingnya. Di usapnya air mata yang membasahi pipi lelaki tersebut. Tak tahan ia menahan rasa bangga melihat anaknya bermain gitar.<br /><br />“ <span style="font-style:italic;">Siapa pemuda yang sedang di atas panggung itu</span> ?” <br /> Pertanyaan itu sering kali keluar dari mulut seseorang yang menyaksikan penampilan bocah bernomor seratus tujuh puluh dua. Semua orang yang hadir terkagum-kagum pada keahliannya dalam memainkan gitarnya.<br /><center>***</center><br /> Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Menandakan kontes gitar tersebut telah usai. MC acara segera memanggil para juri untuk membacakan siapa-siapa yang akan menjadi jawara gitar tahun ini. Para juri sudah membawa secarik kertas yang didalamnya bertuliskan nama-nama pemenang festival gitar tersebut. Juri memegang microphone untuk memperkeras suaranya dalam menyebutkan siapa pemenang kontes tersebut. Perasaan penasaran menghinggapi seluruh peserta dan penonton yang juga ikut menyaksikan pertunjukan akbar itu.<br /> Juri mulai membacakan nama-nama para pemenang. Penonton untuk sementara terdiam dan mendengarkan baik-baik siapakah yang bakal jadi pemenangnya.juara ketiga diraih oleh bocah tuna netra berumur lima belas tahun. Segera sang bocah buta itu naik keatas panggung untuk menerima trophy yang telah disiapkan untuk para jagoan-jagoan gitar. Berikutnya juri mengungumkan juara kedua.<br />“ <span style="font-style:italic;">Juara kedua dalam festival gitar tahun ini adalah Ibanez Prasetyo</span>”<br />Rasa senang berkecamuk di hati Ibanez. Segera ia ikuti jejak si buta naik ke atas panggung untuk menerima trophy bergengsi itu. Tetapi perasaan lain ditunjukkan seorang pemuda yang dari tadi menunggu namanya di panggil oleh juri. Perasaan kecewa ditunjukkan pemuda itu. Selang beberapa menit sang juri kembali mengungumkan siapa yang bakal menjadi jawara dari jawara gitar. Di pegangnya mic, <br />“ <span style="font-style:italic;">Untuk juara pertama kita, kita sambut....</span>”<br />Di iringi suara drum yang membuat hati siapa menjadi deg-degan, sang juri berteriak menyebut namaku.<br />“ <span style="font-style:italic;">Sang jawara kita... Fendericooooooo!!!</span>”<br />Perasan tak karuan menghinggapi diriku. Segera aku berlari menuju ke atas panggung. Ku terima trophy tersebut. Seperti mimpi saja yang kurasakan. Tak kusangka aku memenangkan kejuaraan gitar tahun ini. Dari kejauhan seorang pemuda yang kedua tanganya hilang hanya menyunggingkan senyum kecil melihat Fenderico menerima trophy itu, lalu ia segera meninggalkan gedung kesenian tersebut dengan langkah santai. Dalam batinnya ia berkata penuh penyesalan “<span style="font-style:italic;">Mengapa dulu aku menjual tanganku?</span>”.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-65780648254698848222009-01-19T06:01:00.000-08:002009-01-26T11:52:20.275-08:00"Retno"<center>Cerpen Oleh : Tengky Widjanarkoe</center><br /><br />“<span style="font-style:italic;">Berapa</span>?”, sambil merogoh sebuah dompet yang tebal dari celana panjangnya. Itulah pertanyaan yang keluar dari mulut seorang laki-laki berkaca mata berumur sekitar setengah abad dengan kepala yang sedikit botak di bagian depan dan rambut hitam yang ditemani beberapa uban yang sudah mulai kelihatan memenuhi sebagian pinggir kepalanya dan dengan badan setengah telanjang yang hanya memakai celana pendek bermotif kotak-kotak dan keringat yang hampir atau bahkan telah mengering di tubuhnya berdiri persis berada di depanku. <br />”<span style="font-style:italic;">Dua Ratus Lima Puluh Ribu</span>”, jawabku singkat tanpa banyak kata yang terlontar dari mulutku. Dengan kondisi tubuhku yang hampir lemas, selepas melayani pelangganku yang katanya menjabat sebagai anggota DPR. Aku menerima tiga buah lembar uang seratus ribuan dari tanganya yang sedari tadi memilih beberapa uang ratusan dari dompetnya. Entah itu uang hasil korupsi atau dari manalah, persetan dengan semua itu. Yang penting aku dapat uang, uang, dan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan membetulkan tali BH ku sebelah kanan yang melorot, aku sedikit terkejut dengan uang yang kuterima. <span class="fullpost"><br />”<span style="font-style:italic;">Nggak salah, Om?</span>”, tanyaku dengan sedikit rasa penasaran yang menggeliat dipikiranku. ”Aku nggak punya kembalian Om. Om adalah pelangganku yang pertama”, sambut pertanyaanku yang tadi. Sambil menarik resleting celananya keatas si Om mengeluarkan kata dengan nada santai sedikit tersenyum, ”<span style="font-style:italic;">Alaaaah...kayak gak tau Om aja, kembaliannya buat kamu aja. Buat beli bedak dan lipstik untuk bibirmu yang sexy itu</span>”. Lalu dia pergi dari kamar nomor 202 salah satu hotel bintang lima di kawasan Ibu Kota Jakarta, meninggalkan aku dengan tiga lembar uang seratus ribuan yang masih berada di genggamanku. Lalu aku segera mengikuti jejak si Om tadi.<br /><center>***</center><br />Terdengar suara teriakan ”<span style="font-style:italic;">Aaaauuuuuww</span>”. Semua orang yang mendengarnya memandangnya dengan rasa penasaran. Itulah suara yang keluar dari mulut salah satu wanita cantik yang mangkal di warung remang-remang pinggiran jalan ibu kota. Ya, sebuah colekan melayang di pantat seorang wanita cantik yang berumur sekitar tiga puluh dua tahunan yang sedari tadi mencoba mencari pelanggan yang haus akan kebutuhan biologis. Tetapi jangan salah, meskipun wanita tersebut berumur tiga puluhan keatas, wajah dan bentuk lekuk tubuhnya masih menunjukkan sesosok tubuh yang baru berumur belasan tahun. ”<span style="font-style:italic;">Iiiiih...masih kecil sudah mulai kurang ajar ya?</span>”, wanita itu berkata seperti menceramahi anak yang memang baru lulus beberapa tahun dari sekolah menengah keatas. Sang anak yang merasa dirinya dihina dan dianggap tidak tahu apa-apa soal dunia prostitusi merasa tersinggung dan memberanikan diri untuk menawar wanita tersebut. Dari colekan, kemudian menjadi obrolan yang lebih serius. Tawar menawarpun terjadi antara kedua makhluk yang konon katanya memiliki nilai moralitas yang tinggi. Tetapi adakah nilai moral kemanusiaan yang sudah terjerembab dalam dunia hitam seperti ini?. <br />”<span style="font-style:italic;">Emang berapa sih tarifnya?</span>”, sambil menelan ludahnya dan agak sedikit canggung untuk mengatakannya anak itu menawar gadis tersebut. ”<span style="font-style:italic;">Emang kamu berani berapa?</span>” wanita tersebut berucap seolah meremehkan anak yang dianggapnya baru bau kencur. ”<span style="font-style:italic;">Wah kalo masalah tarif sih aku gak tau neng</span>”, dengan menunjukkan wajah yang polos anak itu berujar. ”<span style="font-style:italic;">Emmmmm...kayaknya gak usah aja deh, tar baru beberapa jam sudah klepek-klepek</span>”. Wanita itu lalu pergi begitu saja dengan senyum yang menyakitkan bagi si pemuda yang hanya menahan amarah sambil mengumpat dalam batinnya ”<span style="font-style:italic;">Uuuh, liat aja besok. Bakal tak samperin lagi kau</span>”. Seiring jarum panjang jam yang berputar di arloji yang melingkar di tangan kirinya, waktu menginjak pukul dua belas malam maka pulanglah anak itu dengan hati yang agak kesal karena dirinya merasa diremehkan oleh seorang PSK. <br /><center>***</center><br />Keesokan malamnya sang anak kembali lagi ke tempat yang mempertemukan dia dengan seorang wanita yang membuat dirinya penasaran dan sedikit tertarik juga. dengan PeDe-nya dia menunggu wanita tersebut karena sedari rumah dia sudah menonton film porno untuk panduan agar nanti saat bersenggama dia tidak kebingungan apa yang harus dilakukan. Detik berganti detik, menit berganti menit, dua jam berlalu, tapi yang dinanti tak kunjung muncul menampakkan batang hidungnya. Sang anak merasa kesal karena yang dinanti tak kunjung datang. Dengan hati yang kesal akhirnya dia pulang dan memutuskan untuk kembali lagi esok harinya. <br /><center>***</center><br />Suara bising kendaraan yang lalu lalang di jalan sekitar komplek warung remang-remang dan kupu-kupu malam yang siap menyedot bunganya sudah menjadi pemandangan yang tidak tabu lagi. Gadis-gadis dengan pakaian ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya sudah menjadi incaran para serigala-serigala yang liar dan haus akan kebutuhan biologis yang tak terpenuhi dan siap menerkam mangsanya. Ditambah dengan rok minim yang melekat di paha yang putih dan mulus dibalut stocking, membuat para hidung belang semakin beringas untuk menentukan buruannya. Ditengah-tengah hidung belang yang berkeliaran terlihat seorang anak yang dari tadi menanti yang dinantinya. <br />”<span style="font-style:italic;">Anjink!!! Kemana sih wanita itu? Kok susah amat dicari</span>” pikirnya dengan perasaan kesal. Meskipun banyak gadis-gadis yang cantik dan bahkan lebih muda dari yang dinanti, sang anak tetap bersikukuh untuk tetap menunngu yang dinantinya. Beberapa jam dilaluinya dengan perasaan yang tak menentu di otaknya. Setelah sabar menunggu beberapa jam akhirnya dari kejauhan terlihat sesosok wanita berjalan dengan pantat naik turun yang sudah tak asing dimatanya. Memang benar, yang dinanti akhirnya muncul juga. Sang anak langsung nyamperin wanita itu. Dari belakang ia menguntitnya, dan tiba-tiba dia berkata yang membuat sang wanita agak sedikit kaget. ”<span style="font-style:italic;">Hai cantik.. gimana nih kabarnya? Ingat gak ama aku?</span>” tanya sang anak pada wanita yang menghentikan langkahnya dan segera membalikkan badannya untuk mengetahui siapa gerangan yang memanggil dirinya. <br />Seperti melihat setan wanita itu terkejut tatkala dia tahu siapa yang memanggilnya. Dengan sedikit perasaan kaget sang wanita berucap ”<span style="font-style:italic;">Ooooo, kamu lagi to?</span>”, tanya sang gadis dengan sedikit tersenyum. Giginya yang putih dan pipinya yang menimbulkan lesung di pipinya membuat wanita itu semakin cantik bukan mainnya. Lelaki itu terpesona melihat kecantikan yang terpancar dari wajah wanita itu. ”<span style="font-style:italic;">Ada apa lagi, deeeeek?</span>”, seiring menyambung pertanyaannya yang keluar dari mulutnya tadi. <br />”<span style="font-style:italic;">Jangan panggil dek dong neng. Panggil Diaz aja</span>”, sembari mengulurkan tangan kanannya sambil menyebutkan namanya ”<span style="font-style:italic;">Diaz</span>”. Diaz bermaksud ingin mengajak berkenalan wanita tersebut. Sang wanita pun merespon ajakan tersebut. Tangan kanannya segera menjabat tangan kanan Diaz seraya berucap ”<span style="font-style:italic;">Retno</span>”. Merekapun akhirnya mulai mengobrol dan mengobrol. Mereka berdua ngobrol begitu akrabnya tak menyadari bahwa mereka baru bertemu dan baru saling kenal. Seiring waktu yang mulai beranjak malam. Keduanya terhanyut dalam obrolan-obrolan yang menjurus kearah berbau intim.<br /><center>***</center><br />Obrolan mereka berdua kemudian berlanjut ke kamar sebuah Losmen. Dia mulai mengeluarkan jurus-jurus jitu merayu wanita. Kata-kata Diaz membuat Retno terbuai dalam untaian-untaian kata yang membuat luluh hati Retno. Bibir Diaz secara refleks mulai mengulum bibir Retno. Dengan lihainya lidahnya menari-nari di dalam mulut Retno. Retno pun tak mau kalah, seakan ingin menunjukkan keahliannya menghadapi laki-laki seperti Diaz. Perlahan tapi pasti, remasan pun mulai diluncurkan tangan nakal Diaz. Retno pun menggeliat, hatinya merasa tergetar oleh sentuhan lembut tangan Diaz. Tak pernahnya Retno merasakan sentuhan tangan seorang laki-laki seutuhnya seperti Diaz. Kendati Retno sudah sering menghadapi sentuhan-sentuhan tangan jahil si hidung belang. Tapi ini lain dari pada yang lain. Dia seperti merasakan hubungan batin dengan seseorang yang telah lama tak pernah ia temui. Baju pun mulai lepas dari kedua badan masing-masing. <br />Seketika keduanya telanjang bulat tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, tak lebih menggunakan pakaian lahir mereka. Sekali lagi, lidah Diaz bermain dengan lincahnya di puncak dua buah daging yang menonojol empuk di dadanya. Retno mulai merintih, merasakan kenikmatan tersendiri saat melakukannya bersama Diaz. ”<span style="font-style:italic;">Hebat juga kau dalam urusan ranjang</span>”, Retno terkagum,”<span style="font-style:italic;">Makanya, jangan remehin anak kecil</span>”, Diaz menyombongkan diri. <br />Meskipun usia keduanya terpaut jauh, keduanya tak saling menghiraukan, mereka terhanyut dalam senggama yang tak pernah sekalipun Diaz dan Retno dapatkan. Dengan berbagai gaya ia tirukan, persis dengan apa yang ia tonton dan pelajari dari film porno yang Diaz pelajari kemarin. Layaknya seekor kuda yang binal, Diaz melakukan hubungan itu dengan semangat menggebu-gebu – maklum Diaz belum pernah melakoni hal tersebut sebelumnya. Mereka berdua saling adu lomba menunjukkan keahliannya dalam urusan ranjang. Tanpa sadar jarum jam yang menempel di dinding Losmen tersebut sudah menunjukkan pukul setengah tiga. Akhirnya, keduaanya pun merasa untuk menyudahi permainan dan dalam keadaan capek Diaz dan Retno tertidur lelap berbalut keringat yang masih membasahi tubuh mereka berdua.<br /><center>***</center><br />Ayam jantan pun berkokok. Menandakan pagi telah datang. Keduanya terbangun dan saling pandang. Mereka berdua saling bertatapan mata, hati Retno seakan pernah merasakan pandangan mata dari seorang yang pernah ia kenali. ”<span style="font-style:italic;">Berapa?</span>”, ucap Diaz. Retno pun menjawab, ”<span style="font-style:italic;">Baru kali ini aku merasakan menjadi wanita seutuhnya, karena denganmulah aku merasakan kenikmatan sex yang benar-benar menikmati. Bukan sekedar melayani tamu-tamuku seperti biasanya. Walaupun sudah sering aku melakoninya dengan banyak pria, tapi denganmulah aku merasakan kenikmatan tersendiri. Jadi khusus untuk dirimu, tak perlu kau membayarku, sebagaimana pria hidung belang yang mengencaniku</span>”. <br />”<span style="font-style:italic;">Tapi kau tak akan bertemu aku lagi, Retno</span>”, Diaz meyakinkan. Rasa penasaran berkecamuk dipikirannya. Pikirnya, padahal aku baru pertama ini menemui laki-laki seperti Diaz. Dengan rasa penasaran itu aku bertanya pada Diaz, ”<span style="font-style:italic;">Kamu mau pergi kemana?</span>”, tanyaku penuh sesal. ”<span style="font-style:italic;">Besok aku mau pulang kampung</span>”, singkat Diaz menjawab. <br /><center>***</center><br />Tok, tok, tok. Suara ketokan pintu membuat seorang nenek tua yang ubannya sudah hampir merata ke seluruh bagian rambutnya membuka pintu untuk mengetahui siapa orang yang mengetuk pintunya. Dibukanya pintu tersebut, seorang wanita dengan tas kecil di pundaknya berdiri di hadapannya. Sang nenek menatap mata wanita tersebut dengan sorot mata yang tajam. Keduanya saling berhadapan satu sama lain. Sembari mengingat siapa wanita yang berdiri di depannya, tetesan air mulai mengalir dari kedua mata nenek tersebut. Wanita yang sedari tadi berdiri di depan pintu langsung menciumi kaki nenek tersebut. Sambil menangis dengan perasaan penuh dosa kepada nenek tersebut, wanita itu tak henti-hentinya berucap ”<span style="font-style:italic;">Maafkan Retno Bu, maafkan Retno</span>”. <br />Dengan peluh yang masih membasahi pipi nenek tersebut, sang nenek berucap ”<span style="font-style:italic;">Berdirilah anakku, kau tak perlu minta maaf kepadaku. Ibu sudah memaafkan kesalahanmu. Berdiri, peluk ibumu ini</span>”. Lalu sang wanita segera berdiri dan memeluk tubuh wanita tua itu dengan eratnya. Keduanya saling melepas rindu. Sambil tersedu-sedu wanita itu bertanya kepada ibunya ”<span style="font-style:italic;">Dimana anakku?</span>”, lalu dari balik selambu muncul seorang anak laki-laki. Dan alangkah terkejutnya sang wanita ketika melihat anak laki-laki yang muncul dari balik selambu. Dengan rasa berdosa dan mengeluarkan air mata yang tak henti-hentinya mengucur deras dari kedua matanya tanda penyesalannya yang betul-betul menyesal wanita tersebut berkata, ”<span style="font-style:italic;">Kaukah anakku?</span>”, wanita tersebut tak menyangka bahwa yang berdiri di hadapannya adalah Diaz. Laki-laki yang pernah menidurinya.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-29621766794392717442009-01-16T23:04:00.000-08:002009-01-17T00:34:56.743-08:00SEKOLAH TEMPAT PEMBUNUHAN KARAKTERSekolah. Sekolah yang ”katanya” menjadikan setiap anak didik menjadi pintar, menjadi pandai, menjadi cerdas, dan bla,bla,bla. Sekolah yang ”katanya” tempat bermain bagi siswa siswi, tempat bercanda tawa bersama kawan-kawan, tempat menimba ilmu, dan tempat bla, bla, bla. Mengapa? Kenapa? Hanya ”katanya” saja, hanya tempat –sekolah- yang penuh kebohongan belaka. Dari metode pendidikan yang ”katanya” membentuk karakter setiap siswanya, yang ”katanya” membebaskan siswanya untuk mengeksplor bakatnya, yang katanya... bla...bla...bla.... <br /><br />Dewasa ini, sekolah bukanlah tempat seperti apa yang saya tuliskan di atas tadi. Sekolah bukanlah tempat yang menyenagkan lagi bagi setiap siswa didik. Sekolah bukanlah tempat untuk menimba ilmu, bukan untuk bercanda tawa, bukan untuk meneksplor bakat siswa dan bukan untuk apa-apa melainkan ”TEMPAT PEMBUNUHAN KARAKTER”. Kenapa saya berani menulis kata itu? ”ya itu kan argumenku, jadi ya suka-suka aku mau nulis apa”. <br /><br />Tidak. Saya menulis begitu bukan karna ”suka-suka saya”, tetapi saya melihat realita yang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Sekolah tak lain adalah tempat menakutkan yang dapat membunuh karakter setiap siswa. Penyebab akan hal itu adalah adanya beberapa faktor. Diantaranya adalah:<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Kediktatoran sang Guru. </span><br />Inilah yang menjadi momok besar bagi setiap siswa saat ini. Sekarang, banyak guru bersikap apatis dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, guru bertindak semaunya tanpa mempedulikan apakah metode yang diterapkannya itu baik atau buruk bagi mental si anak didik. Bahkan tak jarang guru bersikap anarkis atau militeristik. Padahal dalam dunia pendidikan, ”MILITERISME” atau apapun yang berbau kekerasan di”haram”kan untuk masuk ke dunia pendidikan. Inilah yang menjadi faktor terbesar karakter siswa bisa mati atau terbunuh dengan perlahan-lahan karna rasa takut akan sosok guru yang menakutkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Peraturan Sekolah.</span><br />Disinilah banyak orang tak sepakat jika ”Peraturan Sekolah” dimasukkan dalam faktor pembunuh karakter siswa. Banyak yang bilang ”ya kalo gak ada peraturan ya bukan sekolahan”, ada juga yang bilang ”kalo gak pengen ada aturan ya sekolah sama binatang di hutan sana”. Peraturan Sekolah memang harus ada. Dan wajib ada. Tapi mengapa peraturan itu bisa membunuh karakter siswa didik? ”Karna peraturan itu di setujui oleh pihak guru dkk, tidak melibatkan seluruh anggota warga sekolah”. Disini sudah terlihat jika siswa tidak boleh ikut campur dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang di keluarkan sekolah. Nyatanya banyak siswa yang gak setuju dengan peraturan di setiap sekolahannya masing-masing. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Metode Pembelajaran.</span><br />Dalam hal ini, guru sangat berperan penting. Guru merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter siswa. Guru juga harus mengerti metode apa yang pas diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah metode yang diterapkan dalam proses belajar mengajar bisa juga membunuh karakter siswa didik. Yaaaahhh.... guru jaman sekarang memang dituntut lebih kreatif.<br /><br />Mungkin ada yang gak setuju dengan tulisan saya ini, tapi...............................<br /><br />”<span style="font-style:italic;">Suka-Suka Saya dong, lha wong saya yang nulis.</span>”Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-25575947014603154152009-01-15T20:38:00.000-08:002009-01-26T11:51:06.665-08:00Agama, Humanisme, dan Dehumanisasi.<center>Oleh " Tengky Widjanarkoe"</center><br /><br />Agama, Humanisme, dan Dehumanisasi. 3 hal yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pertama tentang "Agama"</span><br />agama merupakan doktrin yang diturunkan kepada kita sejak kita masih kecil. dimana kita masih belum tau apa-apa. ( <span style="font-style:italic;">ingat bung, kita sudah besar, berhak menentukan pilihan kita Very Happy</span>)<br /><br /><div align="right">"<span style="font-style:italic;">Bukan Tuhan (Agama) yang menciptakan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakan Tuhan (Agama). Agama hanyalah proyeksi manusia</span>" (<span style="font-weight:bold;">Ludwig Feurbach</span>)<br /><br />" <span style="font-style:italic;">Agama merupakan keluhan makhluk yang tertindas, hati dunia yang tak berperasaan, dan jiwa dari kondisi yang mati. Agama hanyalah sebuah pelarian karena realitas memaksa manusia untuk melarikan diri. Agama adalah candu rakyat.</span> " (<span style="font-weight:bold;">Karl Marx</span>)<br /><br />"<span style="font-style:italic;">Allah sudah mati</span>" (<span style="font-weight:bold;">Friedrich Nietzsche</span>)</div><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kedua tentang "Humanisme"</span><br /><br />Humanisme. baik sebagai aliran atau pemikiran, mempunyai tujuan dasar yaitu "Memanusiakan Manusia". Prinsip dasar bagi orang yang menganutnya adalah "HILANGKANLAH SEGALA SESUATU YANG MENINDASMU. SEKALIPUN ITU TUHAN DAN AGAMA".<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ketiga tentang "Dehumanisasi"</span><br /><br />Dehumanisasi bertolak dari ajaran ataupun ideologi dari "Humanisme". dehumanisasi adalah proses dimana memperlakukan manusia secara tidak manusiawai. dalam prakteknya, Agama sering digunakan sebagai alasan terjadinya Dehumanisasi.<br /><br />Lalu, pertanyaan yang muncul adalah, "Apa kaitan agama, humanisme, dan dehumanisasi?"<br /><br />Agama. Dewasa ini, banyak orang mulai meninggalkan agama. banyak orang menjadi "Atheis", banyak orang mulai menjalani hidup "Sekular". ini dikarenakan agama saat ini hilang pamornya yang diakibatkan oleh agama itu sendiri. agama satu dan yang lainnya mulai menyalahkan dan menganggap agamanya adalah yang paling benar.<br /><br />Dari situ akan terjadi proses "Dehumanisasi" yang bertolak belakang dari "Humanisme". agama saat ini mulai mengalami disintegrasi kultur. Agama yang katanya lebih mementingkan Sisi kemanusiaan, nyatanya menjadi suatu doktrin yang menjadi proses Dehumanisasi.<br /><br />Manusia lebih mementingkan Agama ( membela agama masing-masing) dari pada mementingkan sisi kemanusiaan manusia. Seseorang yang fanatik terhadap agama, bisa menimbulkan suatu faham yang salah faham. dimana mereka menggunakan agama sebagai alasan untuk melakukan aksi anarkis (Dehumanisasi). padahal kata "Gus Dur" : " <span style="font-style:italic;">Jangan engkau memperjuangkan Tuhan (Agama), utamakan memperjuangkan sisi kemanusiaan, karena Tuhan tidak perlu dibela. Tuhan adlah Yang Maha Kuasa. Tidak Perlu di bela.</span>"<br /><br />Banyak contoh nyata, yang benar-benar real. Munculnya para teroris, Perang-perang agama di belahan dunia. dari contoh atau kasus di atas dapat disimpulkan bahwa agama adalah satu penyebab tersebar proses "Dehumanisasi" terjadi.<br /><br />Mungkin cukup sekian dari saya.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">SALAM PEMBEBASAN!!!</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-55856015660234790542008-12-22T23:37:00.000-08:002009-01-26T13:45:05.024-08:00Reggae, Rastafarian And Jamaica<div align="right"><span style="font-style:italic;">Most people think Great God will come from the sky Take away everything And make everybody feel high But if you know what life is worth You would look for yours on earth And now you see the light So stand up for your right</span> (<span style="font-weight:bold;">Bob Marley</span>, “<span style="font-weight:bold;">Get Up, Stand Up</span>”)</div><br /><br />Lirik lagu diatas memang cukup familiar dikalangan para pencinta musik Reggae atau biasa disebut Rastafarians. Sebuah lirik yang sederhana namun mencerminkan jiwa bagi para Rastafarians tersebut.<br /><br />Reggae merupakan musik yang cukup banyak diminati oleh para pencinta musik, walaupun tidak termasuk musik mainstream, namun Reggae tetap tidak akan pernah hilang ataupun musnah. Sampai kapan pun.<br /><span class="fullpost"><br />Musik Reggae sendiri pertama kali ditemukan di Jamaica pada akhir tahun 1960-an. Jamaica merupakan sebuah negara yang memiliki budaya yang sangat menarik untuk dicermati, dan salah satunya ialah musik. Sebenarnya tidak hanya Reggae saja yang dimiliki oleh jamaica, karena mereka juga memiliki Ska, Rocksteady, dan DUB.<br /><br />Reggae sendiri memiliki beat yang cukup slow namun tetap dapat membuat pendengarnya bergoyang santai. Perkembangan musik yang satu ini memang sangat pesat. Musik Reggae pun akhirnya mengalami perkembangan menjadi Roots Reggae dan Dancehall Reggae yang terjadi pada akhir tahun 1970. Nama Roots Reggae sendiri diberikan oleh para Rastafarian, yang berarti sebuah musik spiritual yang diperuntukan bagi Jah. Siapakah itu Jah? Jah berarti tuhan bagi para Rastafarian. Burning Spear, Johnny Clarke, Horace Andy, Barrington Levy, dan Linval Thompson merupakan nama-nama produser yang sangat berjasa dalam mengembangkan Roots Reggae ini. Selain memiliki irama yang menarik, lirik dari Reggae pun tidak pernah lepas dari kisah cinta, seks, dan kritikan sosial kepada pemerintahan. Jadi dapat dikatakan bahwa musik Reggae juga merupakan sebuah musik bagi para pemberontak. Terlepas dari Jamaica, musik Reggae orisinal masih dapat kita temukan di Afrika dan Kepulauan Karibia. Di kedua tempat ini Reggae memiliki pengikut dengan jumlah yang sangat besar.<br /><br />Kebudayaan dua daerah yang masih lekat dengan Jamaica ini membuat Reggae tumbuh cukup pesat. Nampaknya perjuangan Reggae tidak berhenti sampai situ saja, karena secara perlahan namun pasti Reggae mulai memasuki Amerika Serikat. Tentu saja setelah melewati proses yang cukup panjang. Mungkin Anda tahu bahwa Rhythm and Blues merupakan musik kulit hitam yang tinggal di Amerika, namun Rhythm and Blues sendiri merupakan bagian dari musik Reggae yang telah mengalami perkembangan dan beberapa proses di Amerika Serikat. Beberapa pendapat miring atau pun kritikan pedas juga sempat dialami oleh jenis musik yang satu ini, namun Reggae tetap berjalan, seakan tidak ada yang mampu untuk menahannya lagi. Puncaknya ialah ketika pada tahun 1963 musik pemberontak ini akhirnya dapat diputar di tangga radio Inggris pada acara John Peel’s Show.<br /><br />Reggae And Controversy<br />Walaupun telah mendunia pada tahun 1960an, Reggae tetap saja menuai kontrovesi yang sangat banyak, para kritikus menganggap musik ini merupakan sebuah musik yang berbahaya, baik dari lirik maupun lifestyle yang ditimbulkan oleh jenis musik ini. Memang jika diperhatikan secara lanjut, lifestyle yang ditimbulkan oleh musik ini sangat dahsyat. Penggunaan cannabis alias ganja oleh para musisi Reggae banyak diikuti oleh para pendengar dari musik ini, karena efek yang ditimbulkan oleh ganja memang sangat cocok dengan irama musik Reggae. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa penggunaan cannabis atau ganja merupakan salah satu ritual yang wajib dilakukan oleh para Rastafarian. Lihatlah cover album Bob Marley yang berjudul “Catch a Fire”, Anda akan menemukan gambar yang sangat vulgar, yaitu gambar sang dewa Reggae sedang menghisap dan sangat menikmati ganja. Cover album tersebut memang sempat menuai kritikan yang sangat pedas, namun nampaknya kebebasan bermusik Reggae masih tidak tertandingi pada saat itu. Seorang musisi Reggae lainnya, Peter Tosh dalam setiap penampilannya selalu memegang ganja di salah satu tangannya dan menghisapnya ketika sedang berada di atas panggung. Salah satu hits dari Peter Tosh yang berjudul “Legalize It” juga sempat dikecam oleh pemerintah karena pada lagu tersebut Peter Tosh meminta kepada pemerintah untuk melegalkan ganja.<br /><br />Kontrovesi Reggae tidak berhenti hingga disitu saja, salah satu bagian dari Reggae, yaitu Dancehall juga dianggap sangat bermasalah. Dancehall sendiri merupakan sebuah musik yang diperuntukan untuk mengkritik para kaum gay. Para Rastafarian yang sangat membenci komunitas yang satu ini mulai melakukan kritikan-kritikan tajamnya melalu Dancehall, bahkan tidak sedikit berbagai kejadian yang sedikit radikal terjadi akibat dari pengaruh dari Dancehall.<br /><br />Jamaican Style<br />Musik Reggae memang sangat lekat hubungnnya dengan Jamaica. Mungkin itu semua terjadi karena Jamaica merupakan daerah asal dari musik ini. Kerena sangat erat hubungannya tersebut, maka banyak budaya Jamaica yang diadaptasi oleh para pencinta musik yang satu ini. Cocok atau tidak cocok bagi pengadaptasinya bukan merupakan sebuah masalah, yang penting ciri khas Jamaica dan Reggae telah melekat pada keseharian para pengikut Reggae.<br /><br />Rambut gimbal merupakan salah satu pengaruh dari budaya Reggae dan Jamaica yang paling mudah kita temukan. Mungkin bagi sebagian orang akan merasa jijik atau pun gerah melihat orang dengan rambut gimbal tersebut. Namun bagi para Rastafarian, hal ini lah yang mereka lakukan untuk mengungkapkan bahwa dirinya adalah salah satu pencinta dari musik Reggae.<br /><br />Seiring dengan perkembangan zaman, rambut gimbal pun mulai mendapatkan tempat di dunia. Banyak orang awam yang tidak begitu mengerti tentang Rastafarian ataupun musik Reggae mengadopsi gaya ini pada kesehariannya. Selain rambut gimbal, warna hijau, kuning dan merah pun cukup melambangkan warna khas dari musik Reggae.<br /><br />Bob Marley<br />Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada tanggal 6 Februari 1945, di sebuah desa di Saint Anna, Jamaica, Bob Marley merupakan seorang legenda Reggae yang tidak akan ada habisanya untuk dibicarakan. Ia merupakan salah satu musisi yang sangat mendunia. Selain berprofesi sebagai penyanyi, Bob Marley juga sangat piawai dalam memainkan gitar dan menjadi seorang penulis lagu yang sangat handal.<br /><br />Pada tahun 1963 Bob Marley bersama Bunny Livingston, Peter McIntosh, Junior Braithwaite, Beverly Kelso dan Cherry Smith membuat sebuah band yang bernama The Teenagers. Nama The Teenagers sendiri tidak bertahan lama dan kemudian berubah menjadi The Wailing Rudeboys yang kemudian disempurnakan menjadi The Wailers Perjalanan karier Marley sendiri berjalan seperti musisi pada umumnya. Well, memang tidak mudah untuk menjadi seorang musisi handal. Namun perjuangan Marley tersebut akhirnya mulai menghasilkan sesuatu. Beberapa hitsnya seperti “No Woman No Cry”, “Get Up Stand Up”, dan “I Shot the Sheriff” cukup melegenda di dunia.<br /><br />Sayang Marley tidak lama merasakan kejayaannya tersebut. Pada bulan Juli 1977 Marley divonis menderita penyakit kanker, dan penyakit tersebut pun mulai menjalar ke beberapa bagian vital tubuhnya seperti otak dan hati yang membuatnya harus banyak beristirahat. Pada tanggal 11 Mei 1981 sang legenda Reggae ini pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan tiga belas anak. Walaupun telah meninggal, nama Bob Marley seakan tidak pernah lenyap dari dunia musik, khususnya musik Reggae. Bahkan musik Reggae pun semakin diterima dunia. Mungkin ini lah salah satu cara yang harus dilakukan oleh sang dewa Reggae untuk tetap menghidupkan musik Reggae.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-4650357535650395042008-12-18T22:44:00.000-08:002009-01-26T11:48:23.459-08:00Strategi Mewujudkan Sekolah Murah di Indonesiaoleh Ilma Pratidina<br /><br />Anak Sekolah<br /><br />Inflasi dan peningkatan harga kebutuhan pokok berimplikasi pada banyak sektor, dan diantaranya: sektor pendidikan. Berapa banyak orang tua siswa yang mengeluh mahalnya biaya pendidikan terutama di awal tahun ajaran baru? Berapa banyak anak yang terpaksa “menunda” masuk sekolah karena tidak ada biaya? Mengapa di tahun ke-63 Indonesia merdeka pendidikan masih menjadi barang mewah bagi banyak orang?<br /><br />Adalah tanggung jawab generasi kita sekarang untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Untuk itu perhatian ke dunia pendidikan dalam rangka mencetak anak-anak bangsa yang berkualitas dan mampu membawa negeri ini terhadap kondisi yang lebih baik harus lebih diprioritaskan. Miris mendapati kenyataan bahwa di kota-kota besarpun kita masih menjumpai banyak anak yang kesulitan bersekolah.<br /><br />Tulisan ini bertujuan sebagai saran dan masukan agar anak-anak Indonesia tidak perlu menangis demi mendapatkan sesuatu yang sudah selayaknya menjadi hak mereka yaitu: sekolah.<br /><span class="fullpost"><br />- Subsidi Pendidikan Lebih Besar<br /><br />Terwujudnya sekolah murah adalah dengan memperkecil beban biaya orang tua siswa. Dalam hal ini dukungan pemerintah sangat penting. Sekolah pada era 80-90an banyak menggunakan buku diktat yang disediakan secara gratis oleh sekolah. Waktu itu buku-buku tersebut diterbitkan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan. Kemudian buku-buku tersebut semakin jarang, siswa harus membeli buku. Hal lain adalah infrastruktur fisik sekolah, seperti ruangan dan sarana prasarana penyelenggaraan sekolah tiap tahun juga banyak dibebankan kepada orang tua siswa.<br /><br />- Tumbuh Suburkan Beasiswa<br /><br />Beasiswa banyak menjadi banyak harapan dari siswa-siswa yang ingin terus bersekolah namun terganjal urusan biaya. Beasiswa dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi perlu ditumbuhsuburkan. Lembaga-lembaga sosial seperti lembaga orang tua asuh dan beasiswa dari perusahaan memberikan peran yang signifikan terhadap pemberian beasiswa.<br /><br />- Sekolah Alternatif Lebih Didorong dan Dihargai<br /><br />Bagi anak-anak yang berada di kawasan jauh dari pemukiman padat ataupun anak-anak dari golongan marjinal akan sangat membutuhkan sekolah alternatif. Bagi mereka ini seperti oase di padang pasir. Segala upaya dari lembaga pemerintahan ataupun non pemerintahan untuk hal ini harus lebih didukung dan dihargai karena kita masih memerlukan banyak sekolah alternatif untuk mewujudkan pendidikan yang meluas dan merata.<br /><br />- Kurikulum yang Ringkas dan Tepat Sasaran<br /><br />Tidak perlu menyusun kurikulum yang terlalu berat dan gemuk untuk mencetak siswa-siswa yang unggul. Adanya penjurusan SMA di tahun kedua mulai beberapa tahun yang lalu adalah perkembangan yang positif. Pemberian kurikulum yang ringkas dan tepat sasaran akan membantu siswa dan orang tua siswa. Kesadaran siswa terhadap apa yang didapatkannya dari pendidikan, kesadaran terhadap minat pada mata pelajaran tertentu perlu didukung lebih dini agar siswa tau apa yang akan dicapai lewat sekolah.<br /><br />- Sistematika Bebas Tes dan Bebas Biaya Masuk Sekolah<br /><br />Sistematikan bebas tes dan bebas biaya masuk sekolah sebaiknya dipertahankan. Porsi ini sepertinya mulai menyusut ketika perguruan tinggi memiliki sistematika sendiri dalam penerimaan mahasiswa. Akibatnya biaya pendidikan semakin mahal sehingga hanya kalangan berduit yang mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi incaran mereka. Padahal sistem bebas tes dan bebas biaya masuk sekolah masih menjadi harapan dan incaran bagi banyak siswa maupun orang tua siswa.<br /><br />- Promosikan Profesi sebagai Guru<br /><br />Profesi sebagai guru semakin tidak populer. Padahal guru besar pengaruhnya terhadap pendidikan generasi penerus. Paradigma ini perlu digeser sedikit demi sedikit. Guru adalah profesi yang mulia namun hanya sedikit mereka yang menjadikan guru sebagai pilihan profesi. Promosi terhadap posisi guru sebagai pendidik dan perhatian terhadap kesejahteraan mereka akan lebih membuka mata banyak orang untuk bersedia berprofesi sebagai guru.<br /><br />- Minimalisir Ketimpangan Mutu dan Sarana Pendidikan<br /><br />Besar sekali ketimpangan mutu dan sarana pendidikan. Ada sekolah dasar yang mewajibkan siswanya membuka internet sebagai pekerjaan rumah, ada banyak anak kecil yang membawa flash disk ke sekolah, namun masih lebih banyak sekolah yang sarana pendidikannya masih memprihatinkan. Jumlah guru yang terlalu sedikit, jumlah buku yang kurang, jumlah ruang kelas yang tidak mencukupi masih banyak kita jumpai.<br /><br />- Sosialisasi Sektor Pendidikan sebagai Tanggung Jawab Bersama<br /><br />Sektor pendidikan merupakan tanggung jawab bersama warga Indonesia. Perlu adanya sosialisasi dan pemahaman terhadap hal ini sehingga akan mempermudah sinergi antara pihak pemerintah, penyelenggara sekolah, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.<br /><br />Majunya pendidikan di Indonesia agar anak-anak generasi penerus menjadi generasi yang berkualitas dan mampu menghadapi tuntutan perkembangan zaman dengan mantap. Dan semoga semakin berkurang keberadaan Lintang-Lintang kecil seperti di film Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Semoga.</span>Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-69376743710097726512008-12-18T22:42:00.000-08:002009-01-17T00:43:03.515-08:00Cikal Bakal Komputer Itu Bernama Integrated Circuitoleh Yosafat Tri Hanggoro<br /><br />Komputer yang kita pakai kini sudah tergolong canggih jika dibandingkan dengan saat pertamakali chip prosesornya ditemukan. Yuk kita sibak sejenak sejarah perkembangnan teknologi chip ini.<br /><br />Integrated Circuit atau yang biasa disingkat IC atau beberapa orang menyebut sebagai chip, saat ini memiliki peranan penting dalam perkembangan industri elektronika di dunia. Mulai dari televisi, telepon seluler, komputer, dan berbagai barang elektronik lainnya, meggunakan IC di dalamnya.<br /><br />Fleksibel<br /><br />Beberapa komponen elektronika dasar, seperti dioda dan transistor, dibuat dari bahan semikonduktor. Semikonduktor secara sederhana berarti bahan yang dapat bertindak sebagai konduktor (penghantar arus listrik) dan dapat pula bertindak sebagai isolator (penghambat arus listrik), tergantung pada kondisi yang dialaminya. Komponek elektronika yang lain seperti resistor dan kapasitor pun dapat dibuat dari bahan semikonduktor, meskipun pada umumnya tidak dari semikonduktor. Karena fleksibilitas resistor dan kapasitor yang dapat dibuat dari semikonduktor, maka hal itu memungkinkan untuk diintegrasikan dengan komponen lain yaitu transistor.<br /><br />Masalah muncul ketika kebutuhan manusia alat elektronik semakin bertambah dan semakin komplek. Dengan meningkatnya kekomplekan fungsi alat elektronik, maka semakin komplek pula rangkaian komponen elektronika di dalamnya. Dan terlebih lagi jika mempertimbangkan ukuran dari alat elektronik tersebut, maka hal itu akan sangat sulit untuk mengimplementasikannya.<br /><br />Sejarah Penemuan Intergrated Circuit<br /><br />Pada tahun 1958, seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan semikonduktor. Terciptalah chip yang pertama, meskipun masih dengan segala kekurangan dan kelemahannya. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat yang berbeda.<br /><br />Sejak penemuan pertama sebuah IC, riset banyak dilakukan untuk menyempurnakan sebuah IC. Beberapa hal yang cukup penting dalam sebuah IC adalah ukuran dan daya listrik yang dibutuhkan sebuah IC untuk berfungsi dengan baik. Saat ini, sebuah IC yang ukurannya sekitar jari kuku manusia, di dalamnya terdapat ratusan juta komponen yang terintegrasi menjadi satu.<br /><br />Gorden Moore, co-founder perusahaan Intel, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali. Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan diperkirakan akan terus berlanjut.<br /><br />Sebagai contoh perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.<br /><br />Umumnya, bahan semikonduktor yang digunakan dalam pembuatan IC, adalah silikon. Beberapa bahan lain pun juga memungkinkan untuk digunakan. Proses pembuatan IC sendiri terdiri dari ratusan step. Meskipun proses pembutan hingga siap untuk digunakan sangatlah rumit, namun keuntungan yang didapat dari fleksibilitas sebuah IC dibandingkan dengan jika tidak menggunakan IC.<br /><br />Jika ditilik dari sejak penemuan sebuah IC, teknologi IC boleh dibilang masih sangat muda. Belum genap setengah abad dari pertama kali diproduksi, IC telah berperan penting dalam peradaban manusia. Seperti komputer misalnya, yang proses utamanya dikontrol oleh ratusan IC. Komputer merupakan hal penting dalam mendukung perkembangan teknologi lainnya. Sudah sepantasnya kita mengucap syukur kepada Tuhan, yang telah mengizinkan perkembangan teknologi terjadi begitu pesatnya, yang akhirnya membawa kemudahan bagi umat manusia.<br /><br />Bayangkan jika pada waktu itu IC tidak ditemukan. Mungkin perkembangan teknologi tidak akan seperti sekarang ini. Seberapa besarkan ukuran komputer kita jika dibangun tanpa IC?<br /><br />Referensi:<br />Sung-Mo (Steve) Kang, Yusuf Leblebici,CMOS digital integrated circuits : analysis and design ,3rd edition, McGraw-Hill, 2005<br />Walter A,Triebel. The 8088 and 8086 microprocessors :programming, interfacing, software, hardware, and applications : including. 4th Edition, Prentice Hall, 2003.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-47860258646105765092008-12-18T22:38:00.000-08:002009-01-17T00:47:11.723-08:00Pendidikan Seks Remaja, Masih Perlukah?Selama ini banyak kalangan yang mempertanyakan kegunaan pendidikan seks bagi remaja. Benarkah tidak ada gunanya? Bagaimana status pendidikan seks di luar negeri? Mari kita simak untuk perbandingan!<br /><br />ScienceDaily (Mar.20, 2008). Riset terbaru menunjukkan bahwa pendidikan seks komprehensif dapat mengurangi kemungkinan kehamilan remaja, dan tidak ada indikasi bahwa hal tersebut meningkatkan level hubungan seks atau penyakit menular seksual (PMS). “Sama sekali tidak membahayakan untuk mengajari remaja mengenai kontrol kelahiran, sebagai tambahan dari penolakan hubungan seks,’ demikian kata pimpinan kajian, Pamela Kohler, Manajer program pada Universitas Washington di Seattle. Orang tua dan pendidik telah lama berargumentasi, apakah siswa harus mendapatkan pengajaran kontrol kelahiran, atau secara mudah bilang saja tidak terhadap seks bebas. Opsi mana yang lebih baik untuk menunda hubungan seks pada remaja.<br /><br />Kohler dan kolega mengamati hasil dari survei nasional Amerika Serikat tahun 2002 dan berfokus pada remaja heteroseksual umur 15 sampai 19 tahun. Penemuan ini- berdasarkan respon dari 1719 remaja- dipublikasi pada journal of Adolescent Health. Setelah mereview hasil, peneliti menemukan bahwa satu dari empat remaja menerima pendidikan penolakan hubungan seks saja. Sembilan persen, terutama di daerah miskin dan pedesaan, tidak menerima pendidikan seks sama sekali. Dua pertiga sisanya menerima instruksi komprehensif, dengan diskusi kontrol kelahiran dan penolakan hubungan. Remaja yang menerima pendidikan seks komprehensif memiliki kemungkinan 60 persen lebih kecil untuk mendapatkan kehamilan, dibandingkan yang tidak menerima pendidikan seks sama sekali. Kemungkinan kehamilah adalah 30 persen lebih rendah pada mereka yang hanya menerima pendidikan penolakan hubungan seks saja, dibanding mereka yang tidak menerima hubungan seks, namun peneliti mengasumsikan bahwa angka tersebut kurang signifikan secara statistik, sebab beberapa remaja yang masuk dalam kategori diteliti.<br /><br />Walau mereka juga tidak mencapai signifkansi statistik, survei lain juga menganjurkan bahwa pendidikan seks komprehensif, bukan penolakan hubungan seks saja, mengurangi kemungkinan remaja terlibat pada hubungan vaginal. Kedua pendekatan tersebut tidak dilaporkan mengurangi kemungkinan PMS, namun hasil tersebut secara statistik tidak signifikan. Bagaimanapun, penemuan tersebut mendukung diberikannya pendidikan seks komprehensif, demikian tandas Kohler. ‘Tidak ada bukti untuk mendukung bahwa pendidikan penolakan hubungan seks saja mengurangi kemungkinan terjadinya hubungan seks, atau kehamilan’, kata Kohler lagi.<br /><br />Don Operario, PhD., profesor pada Universitas Oxford di Inggris mengatakan bahwa kajian tersebut memberikan ‘bukti lebih jauh’, terhadap kegunaan pendidikan seks komprehensif dan ketidak efektifitas dari pendekatan penolakan hubungan seks saja. Bagaimanapun, kajian tersebut tidak menunjukkan bagaimana pendidik harus mengimplementasikan pendidikan seks komprehensif pada ruang kelas, demikian kata Operario, yang mempelajari pendidikan seks. ‘Kita memerlukan pemahaman lebih baik terhadap cara yang paling efektif untuk memberikan tipe pendidikan dalam rangka untuk memaksimalkan pemahaman murid dan penerimaan komunitas’, kata Operario. <br /><br />Referensi Jurnal : Kohler PK, Manhart LE, Lafferty WE. Abstinence-only and comprehensive sex education and the initiation of sexual activity and teen pregnancy. J Adolesc Health 42(4), 2008.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-84473314906031172892008-12-18T22:31:00.000-08:002009-01-17T01:02:20.128-08:00Orang Miskin “Dilarang” SekolahOleh: Kahar al bahri*<br /><br />,- Siapapun sepakat bahwa tujuan pendidikan adalah mewujudkan manusia yang dapat berpikir secara rasional karena kita juga sepakat bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan olch pola pikirannya, oleh karena itu maka pendidikan adalah sebuahkeniscayaan, kita juga sepakat untuk memajukan bangsa ini dan mengangkat bangsakita dari keterpurukan maka hal mutlak yang harus didahulukan adalah sektor pendidikan. <br /><br />Saya sungguh senang begitu walikota kita mengeluarkan kebijakan menghapus uang pendaftaran peneriman siswa baru tapi ternyata kesenangan saya tidak berlangsung lama kecurigaan dan kekecewaan saya selama ini tentang dunia pendidikan kita yang tak beres muncul kembali ketika membaca Kaltim Post senin 1Agustus 2004 tentang dana partisipasi yang dikeluarkan oleh Disdik yang menurut saya begitu tinggi, bukan saja bagi kalangan menengah dan pegawai negeri terlebih lebih buat kaum miskin kota (Buruh, Nelayan PKL, Pegawai rendahan, pemulung dll) biaya yang sedemikian besarnya mereka akan dapat dari mana jika pendapatan mereka masih berkisar pada upah minimum Provinsi yang Cuma Rp 640.000 perbulan sanggupkah mereka merealisasikan keinginan anak-anaknya untuk sekolah jika pembayaran yang dibebankan begitu mahal, lya kalau anak mereka yang mau sekolah cuma satu orang, belum lagi biaya seragam baru dan biaya beli buku pelajaran dan buku tulis baru serta uang jajan maka wajar jika muncul pertanyaan kemana para anak-anak orang miskin harus sekolah? <br /><br />Menurut Darmaningtyas (Kompas 19 Juni 2004 ) ada empat golongan anak usia sekolah : pertama anak kaya dan pintar kedua anak pintar tapi miskin ketiga anak bodoh tapi kaya,dan keempat anak bodoh tapi juga dari keluarga miskin. <br /><br />Nah, jika melihat sistem penerimaan siswa baru sekarang yang masih mengutamakan sistem tes dan nilai Ujian murni maka peluang untuk sekolah terutama disekolah negeri ada pada golongan yang pertama, dan jika peneriman masih memungkinkan untuk negosiasi dan tawar menawar maka peluang berikutnya ada pada golongan ketiga ,golongan kedua juga berpeluang tapi dalam prosesnya nanti maka besar kemungkinan mereka akan keteteran untuk berprestasi karena harus ikut berpikir bagaimana biaya sekolah tidak terganggu, dan golongan ini biasanya meluangkan waktunya untuk membantu orang tuanya mencari uang dan membiayai dirinya sendiri, tidak ada peluang sama sekali untuk ikut les tambahan apalagi private, dan golongan keempat kemana mereka ??. Peluang mereka yang sangat sempit bahkan dapat dikatakan tertutup terutama disekolah negeri peluang mereka yang paling memungkinkan adalah sekolah swasta yang bisa saja sangat rendah mutunya dan berada. dipinggiran karena mereka hampir tidak memiliki modal yang dibutuhkan untuk syarat masuk sekolah apalagi jika mengganakan penerimaan sistem tes dan nilai ujian murni, sistem tes Jelas mereka tidak bisa dan sistem nilai , nilai mereka sangat rendah, mau negoisasi, jelas kondisi ekonominya tidak memungkinkan, celakanya golongan ini menduduki tempat yang cukup tinggi dalam segi jumlah bahkan menurut data konfrensi Pendidikan dunia lebih 100 juta anak usia sekolah ada dalam kelompok ini, ini disebabkan karena sejak mereka kecil focus keluarga mereka bukan pada sektor pendidikan tapi pada sektor ekonomi (baca: perut) <br /><br />Uraian diatas tentu menegaskan bahwa sistem penerimaan dalam dunia pendidikan kita menciptakan kesenjangan sosial dan kemiskinan yang terstruktural hagaimana tidak sebab anak anak vang bodoh dan miskin setelah lepas dari sekolah dapat dipastikan hanya akan bekerja pada sektor yang tak jauh dari keluarganya,buruh pabrik, buruli toko, buruh bangunan, buruh tani atau buruh serabutan yang sangat tidak stabil dan rawan PHK sepihak dan golongan ini cenderung menikah dari golongan serta kalangan mereka sendiri dan tentu akan menghasilkan generasi yang hampir pasti sama, sedangkan ketiga, golongan lainnya tentu berbeda, bekerja dengan gaji tinggi dan fasilitas lengkap tentu akan berpengaruh pada keturunannya, jika sudah begini siapa yang bisaTengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5442516771156973070.post-77957560038130951082008-12-18T22:22:00.000-08:002008-12-18T22:23:16.708-08:00Sejarah PUNKPunk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.<br /><br />Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.<br /><br />Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.<br /><br />Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.<br /><br />Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.<br /><br />Gaya hidup dan Ideologi<br /><br />Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni). <br />Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).<br /><br />Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.<br /><br />Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.<br /><br />Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.<br /><br />Punk dan Anarkisme<br /><br />Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.<br /><br />Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.<br /><br />Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.<br /><br />Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).<br /><br />Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.Tengky Widjanarkoehttp://www.blogger.com/profile/06266801283095187972noreply@blogger.com0